Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Organik dan Akar Wangi Diekspor

Kompas.com - 12/07/2012, 02:52 WIB

Solo, Kompas - Beras organik produksi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, akan diekspor ke beberapa negara Eropa, seperti Belgia dan Jerman, serta ke Amerika Serikat. Beras organik yang mendapat sertifikasi nasional dari lembaga sertifikasi Biosert tersebut tengah menanti keluarnya hasil uji sertifikasi dari lembaga sertifikasi IMO Swiss.

Hal ini terungkap dalam acara Country Campaign Vredesailanden Country Office (Veco) Indonesia di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (11/7).

”Rencananya, nanti setiap bulan kami mengeskpor 20 ton beras organik. Untuk tahap awal, 12 ton dahulu per bulan dengan nilai Rp 14.000 per kilogramnya,” kata Ketua Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli) Susatyo.

Appoli adalah mitra Veco Indonesia dalam pembinaan petani organik di Boyolali. Beras organik 100 persen ini ditanam di Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, dan Desa Catur, Kecamatan Sambi. Ada 269 petani yang terlibat dalam penyediaan beras organik untuk ekspor. ”Kami bermitra dengan eksportir beras di Jakarta,” kata Susatyo.

Sebenarnya, saat ini produksi beras organik dari kedua desa yang sebagian merupakan binaan Appoli adalah 250 ton gabah kering panen atau setara 125 ton beras untuk satu musim tanam. Namun, sebagian masih dipasarkan di Boyolali dan sekitarnya.

Para petani padi organik mengeluhkan kendala pemasaran beras orgnik. Sulomo Achmad Kusumo, yang juga Kepala Desa Catur, mengungkapkan pengalaman dirinya ketika hasil beras organiknya terpaksa dijual dengan harga sama dengan beras non-organik.

”Kalau pupuk kimia bisa disubsidi pemerintah, kami berharap petani pertanian organik juga bisa mendapat subsidi agar ongkos produksi bisa ditekan,” kata Kusumo.

External Communication Coordinator Veco Indonesia Mercya Soesanto mengatakan, kegiatan kampanye ini diikuti tiga pelajar, lima sukarelawan, dan delapan pemuda dari Belgia untuk melihat secara langsung kegiatan pertanian organik di Boyolali.

Sementara itu dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, permintaan ekspor kerajinan akar wangi asal Garut kembali menggeliat. Sekitar 3 meter kubik kerajinan akar wangi dikirimkan ke Singapura.

”Permintaan ini adalah yang pertama sejak tahun 2005. Distributor yang meminta pengiriman kerajinan ini biasa memasarkan barangnya lagi ke 63 negara,” kata pemilik  Zocha Graha Kriya,  Franz Limiart, di Garut.

Kerajinan akar wangi adalah salah satu usaha kecil dan menengah masyarakat Garut. Beberapa kerajinan yang dihasilkan antara lain taplak dan tudung saji. (CHE/EKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com