Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2012, 09:12 WIB

KOMPAS.com — Pola makan dan gaya hidup kerap dituding menjadi penyebab utama penyakit diabetes dan jantung pada orang dewasa. Namun, riset terbaru mengungkapkan bahwa kekerasan pada anak rupanya dapat memicu penyakit diabetes dan jantung di kemudian hari.  

Dalam analisisnya, peneliti memeriksa hampir 350 perempuan kulit hitam dan putih di daerah Pittsburgh, berusia antara 42-52 tahun pada awal penelitian. Sekitar 34 persen dari wanita itu mengatakan, mereka telah menjadi korban dari beberapa bentuk pelecehan anak.

Alhasil, peserta wanita yang memiliki riwayat kekerasan fisik saat masih kanak-kanak dua kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, ukuran pinggang yang lebih besar, dan tingkat kolesterol buruk.

Secara kolektif, sejumlah masalah kesehatan tersebut dikenal sebagai sindrom metabolik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan sindrom metabolik mengalami peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Hubungan antara pelecehan fisik pada anak dan sindrom metabolik terpisah dari faktor risiko tradisional, seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, menopause, penggunaan alkohol, dan depresi. Asosiasi ini tetap menunjukkan bahwa kekerasan memainkan peran unik dalam masalah kesehatan jantung pada perempuan.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa kekerasan anak dapat memiliki konsekuensi jangka panjang—bahkan puluhan tahun kemudian—pada kesehatan perempuan, serta terkait dengan lebih banyak lagi masalah kesehatan," kata rekan peneliti, Aimee Midei, seorang mahasiswa pascasarjana psikologi di University of Pittsburgh.

"Ada kemungkinan bahwa wanita dengan riwayat kekerasan fisik terlibat dalam perilaku makan yang tidak sehat atau tidak mampu mengatasi stres. Psikologi memainkan peran dalam kesehatan fisik, bahkan ketika kita sedang berbicara tentang insiden traumatis yang terjadi ketika mereka masih anak-anak," jelas Midei.

Meskipun penelitian ini menemukan hubungan antara kekerasan fisik pada anak dan kejadian peningkatan sindrom metabolik di kemudian hari, hal itu tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Studi ini juga menemukan tidak ada hubungan antara pelecehan seksual dan emosional terhadap sindrom metabolik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com