Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2012, 11:08 WIB

KOMPAS.com — Tembakan sinar laser yang mengarah pada kokpit pesawat JetBlue di New York menyebabkan mata pilot mengalami kebutaan. Padahal, saat itu pesawat diterbangkan pada ketinggian 5.000 kaki.

Insiden penembakan laser pada kokpit pesawat yang akan mendarat atau terbang memang sering terjadi di Eropa dan Amerika. Di Inggris pada tahun 2010 dilaporkan ada 1.494 kasus.

Peranti sinar laser yang memancarkan sinar hijau memang dijual bebas di Eropa dan Amerika. Sinar laser yang berintensitas tinggi tersebut jika mengenai mata akan merusak retina. Selain itu, energi panas dari laser juga bisa membakar mata.

"Kerusakan terjadi jika sinar laser itu terlalu kuat atau terlalu lama, serta memanaskan bagian retina yang mengandung pigmen atau warna mata," kata Dr Neil Bressler, dokter mata dari Johns Hopkins University School of Medicine.

Pigmen mata menyerap cahaya seperti halnya pakaian berwarna gelap. Dan, seperti halnya pakaian gelap memancarkan cahaya, pigmen mata juga memancarkan panas.

Panas tersebut akan membakar mata dan menyebabkan kerusakan permanen pada mata. Jika tembakan sinar lasernya singkat, mungkin kerusakannya tidak akan permanen. Meski begitu, efeknya adalah timbulnya titik-titik yang menghalangi penglihatan.

"Mekanismenya hampir sama seperti saat kita menatap cahaya terang untuk waktu lama. Beberapa saat kemudian kita akan melihat titik cahaya. Itu terjadi karena retina perlu beberapa waktu untuk kembali bisa melihat," kata Bressler.

Bahaya terbesar dari paparan sinar laser pada mata adalah kebutaan permanen yang memerlukan penggantian retina untuk bisa kembali melihat. Meski begitu, tipe kerusakan retina seperti itu agak jarang.

Cahaya dari laser bisa mengirimkan panas dari jarak yang cukup jauh. Kerusakan yang ditimbulkannya pada mata memang tergantung pada kekuatan laser, jarak tembakan, serta lamanya paparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com