Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2012, 11:10 WIB

KOMPAS.com - "Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menyediakan makanan yang sehat bagi anak," ujar Angela Lemond, Registered Dietitian sekaligus spokesperson untuk Academy of Nutrition and Dietetics.

Orang tua sering kali menyerah kepada keinginan anak dalam soal makanan. Biasanya orang tua lebih takut anaknya akan sakit karena tak mau makan, makanya tak heran menyerah pada keinginan sang anak.  Akhirnya pilihan menu makan akan jatuh pada nugget, sosis, atau makanan cepat saji yang tinggi lemak dan garam, dengan alasan asal anak mau makan daripada sakit. Padahal cara ini membuat anak tumbuh dengan pola makan yang tidak sehat.
 
"Generasi terdahulu tidak demikian, mereka menyediakan makanan dan tidak memberi pilihan pada anak. Makan yang ada atau menunggu waktu makan berikutnya," lanjut Angela. Meski ia memuji gaya mendidik di atas, sebagai pakar diet ia tak menyetujui ajaran makan hingga piring licin. Menurutnya, hal itu akan menumpulkan insting kenyang anak.

Angela menyarankan pada orang tua agar tetap menghidangkan beragam jenis makanan kepada anaknya. Tetap hidangkan ikan, buah, sayur dan apa saja yang sehat di rumah kepada anak walaupun ia tak suka. Sajikan makanan yang variatif setiap hari. Kesalahan umum orang tua adalah berhenti menghidangkan jenis makanan yang tak disukai anaknya.

 "Tidak perlu memaksanya untuk memakan apalagi sambil mengomel. Sediakan saja semua jenis makanan itu. Menurut penelitian anak akan mencobanya setelah 15 kali paparan terhadap makanan tertentu," saran Angela.

Lebih lanjut Angela memberikan saran cara yang benar dalam membangun pola makan sehat pada anak:
1. Perempuan pada masa menyusui wajib mengasup beragam buah dan sayur. Bayi yang terpapar beragam rasa jenis makanan sejak menyusui cenderung kurang pilih-pilih makanan nantinya.
   
2. Jangan sering disuapi, biarkan anak makan sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi hingga anak-anak yang sering disuapi cenderung lebih gemuk dan menyukai makanan manis dibanding bayi yang makan sendiri.

3. Balita Anda pilih-pilih makanan? Jangan menyerah! Menurut penelitian diperlukan sebanyak 15 kali penawaran agar anak mau mencoba makanan baru. Jadi, teruslah menghidangkan sayur yang tak disukainya.

4. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa makan bersama keluarga tak hanya membuat anak lebih sehat, tapi secara emosional juga lebih bahagia. Membiasakan diri makan bersama akan membuat anak mau mencoba jenis makanan yang lain dan baru. Ingat, anak akan mencontoh orang tuanya. Ada baiknya saat makan bersama, orang tua juga menikmati makanan sehat, lama-kelamaan anak akan mencontohnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com