Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2012, 20:31 WIB

KOMPAS.com - Kekurangan (defisiensi) zat gizi mikro, baik vitamin maupun mineral, masih menjadi persoalan kesehatan anak-anak Indonesia. Salah satu zat mikro yang masih perlu mendapat perhatian adalah zinc atau seng.  Mineral ini memiliki peran yang sangat penting bagi metabolisme dan tumbuh kembang anak.

Seperti diungkapkan Kepala Seksi Standardisasi Konsumsi Makanan Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Titin Hartini, kecukupan zinc pada anak-anak Indonesia masih perlu ditingkatkan. Sosialisasi mengenai pentingnya zat mikro ini juga perlu terus digalakkan demi peningkatan kualitas gizi masyarakat khususnya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. 

Titin memaparkan, hasil kajian Kemenkes enam tahun lalu mengenai asupan zinc pada balita masih memprihatinkan. "Studi masalah gizi mikro di 10 provinsi oleh P3GM Kemenkes pada 2006 mengungkapkan, prevalensi balita yang mengalami kekurangan zinc mencapai sebesar 32 persen. Asupan zinc pada balita hanya mencapai 30 persen dari angka kecukupan gizi (AKG), " ujarnya dalam acara Nutritalk Sari Husada di Hotel Sultan, Jakarta Selasa (1/8/2012) kemarin. 

Titin menjelaskan, zinc merupakan zat gizi mikro jenis mineral yang hanya sedikit diperlukan tubuh, namun sangat vital untuk tumbuh kembang. Zinc pertama kali ditemukan pada tahun 1934 dan esensi pentingnya zinc bagi kesehatan manusia baru diketahui pada tahun 1958. Kekurangan zinc pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1960an yang ditengarai bisa menghambat pertumbuhan pada anak dan remaja.

Zinc, terang Titin, memiliki fungsi penting dalam pembentukan hampir 300 macam enzim tubuh yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak dan protein serta metabolisme zat gizi mikro lainnya. Zinc juga memiliki fungsi struktural, berperan penting dalam kestabilan protein enzim dan membran sel.

Selain itu, zinc juga memiliki fungsi regulasi, di mana ‘zinc finger protein’ meregulasi ekspresi gen dengan bertindak sebagai faktor transkripsi (berikatan dengan DNA dan mempengaruhi transkripsi gen spesifik).  Mineral ini juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, mempengaruhi pelepasan hormon serta transmisi impuls syaraf.

Dampak jangka panjang

Pada kesempatan yang sama, guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Dr Ir Hardinsyah, MS mengingatkan bahwa defisiensi zat gizi mikro apabila tidak diatasi sejak dini akan berdampak buruk dalam jangka panjang, dan menghambat tumbuh kembang anak.

"Zat gizi mikro memiliki peran penting membantu pertumbuhan, pencernaan dan metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh serta pengendalian syaraf. Oleh karena itu, zat gizi ini penting terutama untuk ibu hamil dan anak-anak balita," katanya .

Ia mengatakan, kekurangan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan sekelumit/trace minerals) seringkali tersembunyi dan tidak disadari. Kekurangan zat gizi mikro lebih sering terjadi terutama untuk kasus kekurangan kalsium, zat besi, zinc, asam folat, B12, C, dan D pada anak, perempuan, dan ibu hamil. Defisiensi ini seringkali diakibatkan karena diet atau pola makan yang miskin sumber pangan hewani dan buah.

Tanpa mengonsumsi pangan hewani dan sayuran, lanjut Hardinsyah,  maka akan sulit bagi tubuh untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi mikro. Untuk mencukupi kebutuhan zinc, disarankan untuk mengonsumsi bahan makanan seperti daging merah, gandum utuh, biji-bijian dan kacang-kacangan. Dalam jumlah yang lebih sedikit, zinc bisa diperoleh dari konsumsi sereal yang telah diolah, beras, ayam, daging berlemak serta ikan, tiram, umbi-umbian dan beberapa sayuran hijau.

Selain terdapat dalam bahan pangan alami, asupan mineral zinc juga dapat diperoleh melalui konsumsi pangan tambahan yang telah difortifikasi dengan tambahan zat gizi mikro serta beberapa produk makanan pelengkap untuk anak seperti susu pertumbuhan. 

Angka kecukupan zinc sendiri berbeda bagi setiap tahapan usia dan jenis kelamin. Beberapa literatur seperti Office Dietary Suplements National Institute of Health misalnya menyebutkan, bayi hanya membutuhkan sekitar sekitar 3 mg/hari, untuk anak usia 1-3 tahun sekitar 3 mg/hari, anak 4-8 tahun butuh sekitar 5 mg/hari, perempuan tidak hamil 8-9 mg/hari, perempuan hamil dan menyusui 11-12 mg/hari dan laki-laki dewasa 13-19 mg/hari.

Sementara itu, Medical Affairs Manager PT Sarihusada, Tria Rosemiarti, mengatakan pihaknya berupaya membantu mengatasi upaya peningkatan asupan gizi mikro melalui formulasi produk nutrisi bagi anak dan ibu yang memiliki kandungan zat gizi mikro maupun makro melalui konsep presinutri.

"Beberapa produk kami seperti SGM Eksplor dan SGM Aktif Presinutri baru dengan zinc mengandung nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi sesuai tahap tumbuh kembang anak sehingga diharapkan dapat melengkapi asupan zat gizi mikro yang dibutuhkan anak umur 1 sampai 6 tahun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com