Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2012, 15:22 WIB

Kompas.com - Seorang wanita berusia 30 tahun dilaporkan tak sengaja menelan pisau saat ia sedang tertawa. Kejadian itu bermula saat wanita yang punya riwayat bulimia itu sedang menunjukkan pada temannya bahwa ia tak lagi punya refleks memuntahkan.

Kemudian ia memasukkan pisau ke mulutnya dan tertawa, pada saat itulah pisaunya terlepas dan ia menelannya. Beruntung dokter berhasil mengambil pisau tersebut dan tak ada kerusakan fisik yang dialaminya. Sebelumnya ia juga pernah menelan pisau. Ia kemudian dirujuk untuk berkonsultasi ke psikiater.

Menurut dokter ahli pencernaan, kasus orang yang menelan benda-benda sebenarnya cukup sering. Misalnya saja saja baterai, pisau cukur, objek metal, pensil, sikat gigi, sendok, dan koin.

Kemampuan pencernaan manusia memang luar biasa. Perut kita memiliki daya tahan lebih dari yang kita bayangkan. Pernah diberitakan seorang pria yang makan sepotong demi sepotong bagian dari pesawat Cessna empat tempat duduk.

Anda mungkin juga pernah melihat orang-orang yang suka mengikuti kontes banyak-banyakan makan dalam waktu cepat. Kemampuan mereka dalam menampung porsi makan sangat besar dalam waktu singkat sangat mengagumkan.

Akan tetapi mereka beresiko besar mengalami gangguan perut, bahkan tak sedikit yang harus menjalani operasi usus. Mereka juga biasanya menderita obesitas dan berkurangnya kemampuan perut untuk mengosongkan isinya. Gejalanya adalah mual, hipoglikemi, dan rasa tidak nyaman pada perut.

Di dalam perut, sebenarnya benda-benda "asing" yang tidak sengaja, atau sengaja, kita telan hampir 90 persennya mampu melewati usus dan pindah ke bagian lain.

Kendati pencernaan punya kemampuan melindungi diri dari benda-benda asing tersebut, ternyata sekitar 1500 kematian setiap tahunnya disebabkan karena tertelannya benda asing.

Selain itu, tentu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk tindakan medis mengambil benda-benda asing itu dari perut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com