Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2012, 13:43 WIB

KOMPAS.com - Kebutuhan masyarakat perkotaan akan ruang terbuka masih tinggi, namun berdirinya mal di berbagai penjuru kota Jakarta, tetap mendapatkan respons tak kalah tinggi. Mal dekat dengan gaya hidup kalangan urban, bukan hanya sebagai tempat belanja, namun sudah menjadi tempat kumpul, bertemu, hingga rekreasi. Baik bersama pasangan, teman, keluarga, juga kolega.

Berbagai aktivitas pun berlangsung di mal. Dari kalangan muda yang senang bersosialisasi juga menjadi pusat kegiatan yang saling memberikan manfaat seperti pameran, perlombaan dan berbagai aktivitas lainnya. Meski dihujani kritik, tetap saja mal disukai dan dikunjungi. Kalangan urban pun betah berlama-lama di mal, apa sebabnya?

Anda mungkin punya jawaban pribadi, mengapa kerap mengunjungi mal dengan berbagai penawarannya dan menghabiskan waktu berjam-jam di mal? Seperti belanja diskon besar-besaran, hingga berbagai kegiatan menghibur juga edukasi untuk anak dan keluarga. Namun, untuk mendapatkan jawaban yang lebih terukur, hasil survei ini bisa menjadi referensinya.

Untuk mengetahui seperti apa kebutuhan dan mengukur tingkat kepuasan pengunjung terhadap mal yang didatanginya, pada April-Mei 2012, MarkPlus Insight  mengamati 31 mal di Jakarta dan sekitarnya, untuk kategori premium, upper-medium, dan lifestyle mall. Survei di mal ini merupakan layanan riset terbaru MarkPlus Insight yakni Shoppers-insight.com.

Jadi, setiap mal dikunjungi shoppers (penilai) sebanyak tiga kali. Satu kali saat hari kerja dan dua kali saat akhir pekan (Sabtu-Minggu) dengan tiga shopper yang berbeda. Penilaian oleh shoppers dilakukan terhadap shopping mall yang dikunjungi secara seobyektif mungkin terkait dengan dua hal utama yaitu fasilitas fisik mall dan hospitality (non fisik) dari staff mall selama berinteraksi dengan shopper.

Pelaksanaan evaluasi ini dipastikan tanpa sepengetahuan manajemen dan staf mal yang dievaluasi untuk menghindari adanya bias terkait kualitas pelayanan mal. Seluruh proses, mulai dari rekrutmen shoppers hingga pelaporan kunjungan oleh shoppers dilakukan secara online melalui situs shoppinggratis.com.

Sebagai ukuran apakah sebuah mal memenuhi kebutuhan dan memuaskan pengunjung, sejumlah aspek pun dinilai. Untuk aspek fisik mencakup kondisi di sekitar shopping mall, lingkungan kerja help-desk (customer service), lingkungan parkir, atrium, visual merchandising, lift dan escalator pengunjung, ATM center, area hijau, signage, maternity room, tempat ibadah, toilet, children playground, dan area foodcourt.

Sedangkan untuk aspek hospitality, pengunjung mal mengevaluasi mengenai keamanan, helpdesk (customer service), cleaning service, petugas lift, petugas parkir, petugas toilet, dan petugas di foodcourt.

Artinya, mal yang mendapatkan skor tertinggi untuk berbagai faktor tersebut, menjadi idaman bagi pengunjung karena merasa semua kebutuhannya terpenuhi di mal. Dari sejumlah mal di Jakarta, Central Park Mall, berhasil memborong penghargaan. Mal kategori Upper-medum ini meraih Gold Awards untuk kategori Gold Awards Best Overall Performances, Gold Awards Best Facilities dan Best Hospitality dalam Shoppers Insight Awards oleh Markplus Insight.

Selain di Central Park Mall, survei yang melibatkan misterius shoppers ini juga berlangsung di Plaza Senayan, Plaza Indonesia, Pacific Place, Senayan City, Grand Indonesia, Pondok Indah Mall, Gandaria City, Mall Artha Gading, Mall Kelapa Gading, Mall Taman Anggrek, Emporium Mall, Mall of Indonesia, Mall Ciputra, Pluit Village, Pejaten Village, Tamini Square, Plaza Semanggi, FX Sudirman, EX Plaza Indonesia, LA Piazza, Cilandak Town Square, Teraskota, Setiabudi One, Citywalk, Summarecon Mall Serpong, Supermall Karawaci, Margo City, Cibubur Junction, Metropolitan Mall Bekasi, Botani Square.

Menurut Veri Y Setiady, Executive Director Central Park Mall Jakarta, kenyamanan menjadi daya tarik utama mengapa mal disukai pengunjung. Menurutnya, mal saat ini juga sudah menjadi pusat rekreasi. Mengenai ruang terbuka yang minim di Jakarta, bagi Veri, mal juga bisa memberikan kontribusi menciptakannya. Di Central Park Mall misalnya, tersedia lahan seluas 1,5 hektar yang diberi nama Tribeca Park. Taman di dalam mal inilah yang memfasilitasi warga Jakarta untuk bersantai dan beraktivitas di ruang terbuka. 

"Adanya Tribeca Park menjawab keinginan orang untuk memiliki ruang terbuka di perkotaan. Selain itu, orang menginginkan mal yang nyaman, jadi pengunjung yang datang tidak merasa lelah. Anak-anak nyaman juga lanjut usia. Banyaknya kursi yang diletakkan di sekitar mal, menjadi salah satu solusinya. Orang tua juga nyaman karena tidak ada level dari pintu masuk.Fasilitas seperti stroller bayi, dan kursi roda juga tersedia bisa diminta di meja informasi. Fasilitas ibadah pun tersedia," jelas Veri kepada Kompas Female di sela kegiatan perayaan HUT RI Senayan City, Jakarta, Rabu (8/8/2012).

Bagi Veri, ekspektasi masyarakat kota yang majemuk cenderung tinggi, termasuk terhadap fasilitas di perkotaan seperti mal. Inilah sebabnya setiap mal selalu mencari cara memberikan kenyamanan untuk menarik sebanyak mungkin pengunjung. Tujuan utama mal tentunya untuk menarik pembelanja, namun kini mal juga sudah menjadi bagian gaya hidup termasuk tempat berekreasi.

Bagaimana dengan Anda, mal seperti apa yang memuaskan dan membuat Anda betah berlama-lama beraktivitas di dalamnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com