Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggi, Kebakaran Saat Mudik

Kompas.com - 25/08/2012, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Kebakaran beruntun di berbagai permukiman padat di Jakarta kerap terjadi selama musim mudik Lebaran. Fakta itu tergambar dari data yang diolah Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas, pada bulan Agustus ini terdata 119 kasus kebakaran, termasuk empat peristiwa kebakaran yang terjadi hari Jumat (24/8) di Jakarta.

Analisis data kebakaran dalam lima tahun terakhir ini menunjukkan, kebakaran selalu tinggi dalam musim mudik. Pada bulan mudik Oktober 2008 tercatat 83 kasus, September 2009 sebanyak 120 kasus (Agustus 97 kasus), September 2010 ada 70 kasus (Agustus 53 kasus), Agustus 2011 ada 141 kasus (Juli 82 kasus), dan Agustus 2012 terdata 112 kasus (115 kasus).

Umumnya penyebab kebakaran di kawasan padat itu karena hubungan pendek arus listrik. Pemakaian alak elektronik yang tidak standar, penyambungan ilegal, serta buruknya kontrol dan pengawasan terhadap pemakaian listrik oleh pemangku kepentingan dan aparat pemprov.

Kebakaran terbaru

Kasus terbaru di Jakarta Pusat, kebakaran terjadi di RT 10 dan 11 RW 03 Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen. Api berkobar pukul 11.45 dan menghanguskan 30 rumah petak di permukiman padat penduduk. Api diduga berasal dari rumah kos.

”Ada sekitar 250 orang yang kehilangan tempat tinggal akibat kejadian ini,” kata Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Madanih.

Di Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, kebakaran menghanguskan 66 rumah di RT 06, 07, 08, 09 RW 01 dan RT 06 RW 03. Penyebab kebakaran diduga akibat hubungan pendek arus listrik. Api mulai menyala sekitar pukul 03.45 dan pada sekitar pukul 08.00.

Kejadian ini merupakan kebakaran ke-21 di Tambora pada Januari-Agustus. Namun, Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin tegas membantah seringnya kebakaran di Tambora memang disengaja.

”Itu tidak benar. Ini murni musibah. Kalau memang sengaja dibakar tentu kami tidak membolehkan warga bangun lagi rumahnya. Pemerintah justru mempermudah pengurusan surat-surat, bahkan memberikan bantuan kepada korban.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com