Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2012, 13:59 WIB

KOMPAS.com - Mata wanita lebih unggul dalam membedakan warna. Sementara mata pria lebih baik dalam melacak objek yang bergerak cepat berjarak jauh.

Studi terbaru menunjukkan mata pria dan wanita memiliki kemampuan melihat yang berbeda. Mata wanita lebih unggul dalam membedakan warna. Sementara mata pria lebih baik dalam melacak objek yang bergerak cepat dan melihat secara detail dari kejauhan.

Hal ini mungkin yang menjadi alasan para nenek moyang kita berbagi peran, pria berburu makanan sementara wanita mengumpulkan makanan.

Dalam penelitiannya profesor psikologi, Israel Abramov, melakukan tes terhadap orang dengan usia dewasa dan muda dengan penglihatan normal. Dalam percobaan warna tersebut ternyata pria dan wanita memiliki perbedaan kemampuan dalam melihat suatu objek yang sama.

Tim peneliti menyimpulkan, untuk dapat mengenali warna, sebagian besar spektrum penglihatan pria membutuhkan gelombang sedikit lebih panjang daripada wanita. Gelombang yang lebih panjang berhubungan dengan warna yang "hangat."

Sebagai contohnya warna orange, pada penglihatan pria akan muncul lebih merah dibanding saat ditangkap oleh mata wanita. Sebaliknya, di warna yang lebih "dingin" seperti hijau rumput, mata wanita selalu menangkap lebih hijau dibanding pria. Bagi pria, warna tersebut sedikit lebih kekuning-kuningan.

Studi juga menemukan bahwa mata pria kurang mahir untuk membedakan nuansa di tengah spektrum warna biru, hijau dan kuning.

Meski demikian, pria lebih unggul mendeteksi objek dengan detail dari kejauhan. Juga lebih baik dalam melacak objek yang lebih tipis. Hal ini karena dipengaruhi oleh pengembangan neuron pada lapisan penglihatan di otak yang mana dipengaruhi oleh hormon maskulin.

Tim peneliti mencatat, pria memiliki cairan testosteron. Sehingga mereka memiliki 25 persen neuron lebih banyak di otak mereka dibanding wanita. "Hasil studi ini mendukung hipotesis yang beranggapan jenis kelamin berevolusi menghasilkan kemampuan psikologis yang berbeda sesuai dengan perannya saat zaman prasejarah dulu," ungkap tim peneliti. (Umi Rasmi/National Geographic News)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com