Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2012, 07:44 WIB

TANYA : 

Dokter Citra, saya ingin bertanya, apakah kualitas air minum dapat menyebabkan gigi menjadi mudah keropos? Saya juga pernah membaca literatur kalau beberapa jenis makanan juga dapat menyebabkan gigi menjadi keropos. Apa sebenarnya yang membuat gigi menjadi keropos dan bagaimana cara mengatasinya?

(Dulatip, 32, Jakarta)


JAWAB :

Bapak Dulatip yang baik, menarik sekali pertanyaannya.

Benar sekali bapak, bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat mempengaruhi pengeroposan gigi. Sekilas mengenai proses terjadinya gigi keropos, atau istilah medisnya adalah karies gigi. Karies gigi dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan proses kehilangan mineral gigi (demineralisasi) dengan proses pengembalian mineral gigi (remineralisasi), yaitu ketika bakteri menghasilkan ion hidrogen dari hasil fermentasi sisa makanan dan minuman yang kita konsumsi pada saat pH rongga mulut kita dalam kondisi kritis atau asam (< 5,5) sehingga terjadilah pelarutan mineral-mineral di dalam gigi.

Kemudian akibat tidak adanya proses penyeimbangan pH, maka rongga mulut tidak dapat mengembalikan mineral-mineral yang hilang tadi, sehingga terjadilah pengeroposan gigi.

Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan mineral-mineral gigi ditimbulkan oleh berbagai kebiasaan buruk, antara lain:

1.    Frekuensi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat olahan diantara waktu makan utama kita.
2.    Paparan asam dari makanan dan minuman.
Dalam beberapa kondisi, karies-pun dapat diakibatkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang asam misalnya minuman ringan berkarbonasi, sport drinks, cordial (minuman manis non-alkohol), dan jus buah.
3.    Akumulasi dan retensi plak.
4.    Teknik dan frekuensi menyikat gigi yang salah.
5.    Asupan fluor yang kurang.
Dapat diperoleh dari pasta gigi, air minum yang mengandung fluor, dan aplikasi fluor oleh dokter gigi. Sistem air minum yang mengandung fluor sudah diterapkan sejak lama di Luar Negeri, kandungan fluornya pun tidak boleh melebihi dosis karena akan membahayakan tubuh. Namun, di Indonesia belum diterapkan sistem air minum semacam ini.
6.    Serta faktor-faktor modifikasi seperti perubahan gaya hidup, kondisi medis secara umum, sosial-ekonomi, dan kepatuhan pasien juga berperan.

Cara mencegah gigi keropos, adalah dengan melakukan kebiasaan yang dapat mendukung proses pengembalian mineral-mineral gigi yang hilang melalui perawatan non invasif dibawah ini, antara lain:
1.    Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat olahan dan asam diantara waktu makan utama kita.
2.    Meningkatkan asupan air minum anda.
Minumlah air mineral minimal 2 liter (8 gelas) sehari, sehingga aliran air ludah anda akan lebih banyak. Hal ini berfungsi sebagai pembersih alami bagi gigi-gigi anda, dan sebagai penetral kondisi rongga mulut anda yang asam. Kondisi mulut asam (pH rendah) dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi.  
3.    Melakukan pembersihan gigi.
Lakukan penyikatan gigi dengan teknik dan frekuensi yang tepat (artikel tanggal 10 Mei 2012 tentang jadwal menggosok gigi yang baik dan artikel 19 Juli 2012). Serta lakukan pembersihan mekanis tambahan bagi gigi menggunakan benang gigi (dental floss).
4.    Menggunakan agen antibakteri bagi rongga mulut.
Anda dapat menggunakan obat kumur klorheksidin sebagai agen antibakteri bagi rongga mulut anda. Penggunaannya tidak boleh lebih dari 2 minggu berturut-turut.
5.    Menggunakan pasta gigi berfluor.

Cara pemilihan pasta gigi yang tepat dapat dilihat pada artikel tanggal 10 Mei 2012.

Namun kebutuhan perawatan diatas berbeda-beda bagi setiap orang, sebaiknya lakukan terlebih dahulu pemeriksaan faktor resiko gigi keropos (faktor resiko karies) di Dokter Gigi langganan anda, kemudian baru dapat ditentukan perawatan non invasif apa yang tepat untuk kondisi mulut anda.

Demikian Bapak Dulatip, semoga bermanfaat informasinya.

Salam gigi sehat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com