Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2012, 14:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, perhatian dunia tercurah pada tingginya angka penyakit tidak menular dan penyakit karena HIV AIDS. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menyita banyak perhatian adalah diabetes mellitus. Di Indonesia, diabetes merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Demikian disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan  (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Tjandra Yoga Aditama pada acara sosialisasi kemitraan dalam pengendalian diabetes mellitus di Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/8/2012).

Tjandra mengatakan, diabetes adalah satu dari empat PTM tertinggi yang berakibat pada kematian. Tiga penyakit lainnya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan penyakit paru-paru kronik. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukkan, diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari seluruh kematian pada semua kelompok umur.

Prevalensi diabetes di Indonesia untuk daerah perkotaan adalah 5,7 persen  73,7 persen pasien diabetes tidak terdiagnosa dan tidak mengonsumsi obat. Prevalensi toleransi glukosa terganggu adalah 10,2 persen. "Badan kesehatan dunia, WHO, memperkirakan pada tahun 2030 nanti, penyandang diabetes di Indonesia sebanyak 21,3 juta jiwa. Kondisi ini membuat peringkat Indonesia menduduki peringkat empat setelah Amerika Serikat, China, dan India," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Tjandra, Kementerian Kesehatan berusaha mengendalikan peningkatan penyakit diabetes mulai dari hulu sampai hilir. Juga melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor kemitraan dengan swasta. Dalam kesempatan tersebut, Kemenkes menjalin kemitraan dengan PT. Sanofi, Perkeni, PT. Askes dan American Diabetes Association (ADA).

Kerjasama ini dilaksanakan dalam program bertajuk Train the Trainer bagi 500 dokter spesialis penyakit dalam dan 5.000 dokter umum. Para dokter ini akan mengikuti program yang berjalan selama dari 2012 2016. Para dokter ini akan dilatih sebagai upaya penekanan tingkat pertumbuhan jumlah pasien diabetes di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com