Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2012, 11:21 WIB

KOMPAS.com - Berkat adanya berbagai metode kontrasepsi, seorang wanita dapat memilih akan hamil atau tidak, atau pun bisa memilih waktu yang diinginkannya. Salah satu metode yang bisa dipakai oleh pasangan yang terlanjur berhubungan seks di masa subur tanpa menggunakan kontrasepsi adalah alat kontrasepsi darurat.

Sesuai dengan namanya, kontrasepsi darurat harusnya dipakai dalam kondisi darurat. Misalnya saja oleh pasutri yang berhubungan seks tapi lupa menggunakan alat kontrasepsi. Menurut pakar obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof.Biran Affandi, SpOG, kontrasepsi darurat adalah obat berisi hormon yang mencegah kehamilan tidak diinginkan.

Biran mengatakan, beberapa alat kontrasepsi darurat yang banyak digunakan adalah IUD yang mengandung tembaga. Alat kontrasepsi ini bisa dipasang 7 x 24 jam, sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Selain itu alat kontrasepsi darurat lainnya adalah pil KB tapi dengan dosis 2 x 4 tablet. Dosis tinggi ini bisa menyebabkan muntah-muntah pada wanita. Karena itu, sebelumnya didahului dengan meminum obat anti histamin.

"Efek samping alat kontrasepsi itu begitu rendah sehingga bisa aman digunakan setiap pasutri. Kalaupun ada efek sampingnya juga ada obatnya," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/9/2012).

Selain menunda kehamilan, jika pasutri ingin tidak hamil lagi maka dapat memilih sterilisasi. Untuk pria disebut vasektomi dan pada wanita disebut tubektomi.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia Dr.Harni Koesno menambahkan, sterilisasi untuk menghentikan kehamilan pada pria tidak memberi efek samping seperti gairah seksual turun, impotensi serta ketakutan berlebihan.

Harni meluruskan, pada vasektomi yang disterilisasikan atau diikat adalah salurannya sehingga menghentikan sperma. Sementara, penis sebagai alat kelamin sekunder masih bisa ereksi. "Itu tidak ada hubungannya ya. Kalau percaya mitos dan asumsi maka bisa terjadi begitu karena secara psikologis mempercayai," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com