Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2013, 11:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker leher rahim atau yang dikenal juga dengan kanker serviks masih menjadi momok bagi perempuan karena merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Menurut data dari International Agency for Research on Cancer tahun 2004, setiap satu jam, seorang perempuan meninggal karena kanker serviks.

Faktanya, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker yang paling banyak disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) itu dapat ditekan prevalensinya. Pencegahan kanker servis salah satunya dapat berupa vaksinasi HPV dan deteksi dini atau skrining yaitu dengan dua metode yaitu pap smear dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).

"Vaksinasi dilengkapi dengan skrining akan mengurangi risiko kanker serviks dibanding dengan skrining saja," ujar dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit dr. Ciptomangunkusumo (RSCM) Iris Rengganis dalam pemaparannya di Women's Health Expo, Sabtu (9/3/2013), di Jakarta.

Vaksinasi, kata Iris, dapat mencegah penyakit akibat infeksi HPV tipe 6, 11, 16, 18. "Tipe 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 persen kasus kanker serviks di dunia, dan tipe 6 dan 11 merupakan penyebab utama kutil kelamin," paparnya.

Iris menjelaskan, HPV bisa menjadi sangat dekat dengan Anda. Beberapa studi menunjukkan 80 persen perempuan akan terinfeksi oleh HPV pada masa hidupnya, dan 50 persen di antaranya akan terinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker pada masa hidupnya.

"Bahkan HPV tidak hanya menginfeksi perempuan saja, laki-laki juga bisa," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Ya, setiap laki-laki atau perempuan, usia berapapun, yang mengambil bagian dalam aktivitas seksual, dalam bentuk apapun yang melibatkan kontak kelamin berada dalam risiko. Satu-satunya cara untuk melindungi diri dari HPB adalah dengan menghindari aktivitas seksual sama sekali. Namun hal ini tidak mungkin ketika sudah aktif untuk kegiatan seksual, misalnya ketika sudah menikah.

Maka, untuk mencegah infeksi HPV perlu dilakukan vaksinasi yang dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan ke-0, 2, dan 6. Satu kali penyuntikan dikenai biaya sekitar Rp. 700 hingga 800 ribu.

"Untuk penyuntikan kedua harus benar-benar dilakukan persis 2 bulan setelah penyuntikan pertama. Hal ini berhubungan dengan kemampuan tubuh membentuk antibodi. Sedangkan penyuntikan ketiga bisa dilakukan hingga maksimal tiga tahun setelah penyuntikan kedua," jelas Iris.

Vaksinasi HPV sudah mulai boleh dilakukan pada anak berusia di atas 10 tahun, pada ibu menyusui, namun tidak pada ibu hamil. Menurut Iris, sebaiknya vaksinasi dilakukan sejak dini, karena sebagian besar infeksi HPV dimulai sejak usia muda.

Sayangnya, masih banyak yang belum peduli akan kedua cara ini. "Di RSCM, baru sekitar 3 pasien setiap bulannya yang melakukan vaksinasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com