Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H7N9 yang Membingungkan

Kompas.com - 17/04/2013, 02:39 WIB

CA Nidom

Sepertinya, virus flu burung ingin menunjukkan jati diri. Ia tidak gampang dimusnahkan dan selalu bermanuver untuk bertahan.

Belum reda kekhawatiran terhadap ancaman pandemik flu burung H5N1, mendadak muncul virus flu burung H7N9 di China. Sebetulnya, virus ini sudah lama ada, tetapi baru kali ini menginfeksi manusia. Korban tewas 10 orang dan 38 orang terinfeksi virus H7N9. Kebanyakan korban berasal dari Shanghai.

Di Indonesia—negara dengan korban tewas dan terinfeksi virus flu burung H5N1 varian 2.1.3 tertinggi di dunia—sudah muncul virus H5N1 varian baru 2.3.2 yang banyak menginfeksi itik akhir 2012. Keduanya belum hilang dari Indonesia, dan sekarang sudah menghadapi kemungkinan masuknya H7N9 yang menginfeksi dan membunuh manusia.

Kasus di China

Kasus berawal pada 19 Februari 2013 saat seorang pria 87 tahun menderita demam, batuk, dan gangguan pernapasan berkembang menjadi radang paru parah. Ia meninggal pada 27 Februari 2013. Pada tanggal itu ada laporan pria 27 tahun dengan gejala sama meninggal pada 4 Maret 2013.

Kasus ketiga, wanita 52 tahun, juga dari Shanghai. Awal gejala pada 27 Maret, suhu badan 40,6 derajat celsius, tak ada gejala lain yang jelas. Namun, saat foto radiografi terlihat ptechie kecil pada paru bawah bagian kanan, gambaran ini umumnya dijumpai pada penderita virus H5N1. Kondisi penderita semakin parah, dan akhirnya meninggal pada 3 April dengan diagnosis kesulitan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome). Ketiganya tak pernah kontak dengan unggas.

Dari uji laboratorium spesimen penderita, untuk patogen respiratory syncytial virus, virus flu B, human metapneumovirus, cytomegalovirus, herpes simplex virus-2, HIV/AIDS, SARS-CoV, hasilnya negatif. Namun, untuk virus flu burung, mereka positif terinfeksi virus subtipe H7N9.

Virus H7N9 disinyalir tidak ditularkan antarmanusia karena tidak ada anggota keluarga yang terinfeksi. Dari mana asalnya?

Biasanya, virus flu burung menginfeksi manusia saat terjadi wabah pada hewan, terutama unggas. Namun, otoritas China mengumumkan tidak ada wabah pada ayam, burung, atau hewan lain sebelumnya. Setelah ”operasi pasar”, virus H7N9 ditemukan pada merpati. Meski tampak sehat, hewan ini diduga menjadi sumber penular pada manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com