Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2013, 11:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Diabetes merupakan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Namun dengan hanya menambah jumlah waktu tidur, Anda mungkin dapat terhindar dari kemungkinan mengidap penyakit ini.

Sebuah penelitian tahap awal berskala kecil mengindikasikan, menambah jam tidur pada akhir pekan dapat membantu melindungi tubuh dari risiko diabetes. Studi menemukan adanya perbaikan dalam sensitivitas insulin bagi mereka yang menambah jam tidur di akhir pekan.

Penulis studi dr. Peter Liu asal Los Angeles Biomedical Reseach Institute mengemukakan, pentingnya tidur yang cukup  bagi kesehatan mungkin sudah diketahui, namun untuk mencapainya seringkali sulit akibat tuntutan kerja yang tinggi dan gaya hidup yang sibuk. Padahal manfaat tidur cukup sangat besar, termasuk bisa mengurangi risiko diabetes.

Liu mengatakan, studi yang ia lakukan menemukan bahwa memperpanjang jam tidur dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin, sehingga dapat mengurangi risiko diabetes tipe dua pada pria dewasa.

Studi ini melibatkan 19 pria tanpa diabetes yang berusia rata-rata 29 tahun. Mereka rata-rata tidur selama 6,2 jam setiap hari, namun diminta menambahkan waktu tidurnya di akhir pekan sebanyak 2,3 jam setiap malamnya.

Para peserta kemudian menjalani tidur di laboratorium dalam dua akhir pekan yang terpisah. Mereka dipilih secara acak untuk menjalani variasi tidur dalam jangka waktu tersebut, antara lain 10 jam tidur, enam jam tidur, dan 10 jam berada di tempat tidur.

Kemudian para peserta menjalani pemeriksaan kadar gula darah dan insulin di malam selanjutnya untuk mengetahui sensitivitas insulin mereka. Studi menemukan, peserta yang menjalani 10 jam tidur dalam tiga malam memiliki sensitivitas insulin yang lebih baik daripada kelompok lain.

"Maka penting bagi mereka yang tidak cukup tidur setiap harinya lantaran pekerjaan dan gaya hidup sibuk untuk menyempatkan menambah waktu tidur di akhir pekan untuk memperbaiki sensitivitas insulin mereka," papar Liu.

Kendati demikian, studi masih akan dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Endocrine Society di San Francisco sehingga data dan kesimpulan akurat masih menunggu hingga diterbitkan dalam jurnal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com