Sambil menunggu waktu buka puasa (ngabuburit) anak-anak ini berlomba menghasilkan bunyi ledakan terbesar. Perminan tradisional ini baru berakhir ketika maghrib tela tiba.
Puluhan anak-anak di Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman), misalnya. Pada Jumat petang (19/7), mereka berkumpul di pantai Mampie sambil bermain meriam bambu atau biasa mereka sebut mercon.
Permainan tradisional yang relatif murah dan mudah ini menjadi salah satu pilihan permaianan yang menyenangkan bagi anak-anak dan remaja di masa libur sekolah. Cukup dengan sepotong bambu berukuran tak lebih dari dua meter dan minyak tanah, anak-anak ini sudah bisa menghibur diri dengan bermain meriam bambu bersama di kebun atau di pantai.
Dentuman bunyi letusan yang keras silih berganti atau bersamaan menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka.
“Senang bisa kumpul dengan teman-teman sambil bermain meriam bambu. Kita biasanya akhiri permainan menjelang buka puasa,” ujar Iwan, salah seorang pemain meriam bambu.
Agar suara ledakan tidak mengganggu warga, anak-anak dan remaja ini memilih tempat bermain yang cukup jauh dari kawasan pemukiman penduduk seperti di pantai ataupun kebun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.