Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2013, 21:44 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan dengan segera. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan untuk memberikan pertolongan gawat darurat pada gejala serangan jantung.

Menurut pakar jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr Daniel P.L. Tobing, Sp.JP,  serangan jantung bisa terjadi kapan saja, bahkan pada orang yang sebelumnya tak diketahui berpenyakit jantung.

"Itulah mengapa pertolongan gejala serangan jantung pun dibedakan antara orang yang tidak memiliki penyakit jantung dan orang yang diketahui memiliki penyakit jantung," ujarnya dalam diskusi SOHO #BetterU bertajuk 'Waspada Serangan Jantung Mendadak', Rabu (25/9/2013) di Jakarta.

Daniel menjelaskan, bagi penderita yang tidak diketahui memiliki penyakit jantung koroner (PJK), sebaiknya dihentikan aktivitasnya dan segera diminta mengambil posisi duduk atau berbaring. Selanjutnya, ditunggu lima menit untuk evaluasi.

Sementara bagi penderita yang sudah diketahui memiliki PJK, maka selain dihentikan aktivitasnya, dan mengambil posisi duduk atau berbaring, pasien juga perlu diberikan tablet nitrogliserin selama 3-5 menit atau aspirin 160-320 mg sebanyak maksimal tiga kali.

"Biasanya penderita PJK sudah diminta untuk selalu membawa tablet-tablet itu. Namun jika tidak membawa, siapapun yang memiliki tablet sebaiknya segera diberikan," sarannya.

Setelah melakukan upaya-upaya tersebut dan nyeri masih menetap, Daniel menekankan untuk segera membawa penderita ke rumah sakit. "Semakin cepat semakin baik untuk mengejar periode emasnya," tandas staf pelatihan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Cabang Jakarta ini.

Daniel mengatakan, kedua jenis tindak pertolongan gawat darurat tersebut hanya bisa dilakukan selama penderita masih sadar. Jika penderita sudah tidak sadar, maka perlu dilakukan tindakan cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Tindakan tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekuat sampai keadaan henti jantung teratasi atau sampai pasien dinyatakan meninggal.

"Biasanya saat tidak sadarkan diri, pasien sudah mengalami henti jantung, sehingga pertolongannya berbeda dengan yang masih sadar. Yang paling penting adalah segera membawanya ke rumah sakit," tegasnya.

CPR secara umum terdiri dari kompresi dada untuk melancarkan kembali sirkulasi. Kemudian membuka jalan napas, dan memberikan napas bantuan, baik dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke sungkup, maupun dengan kantung pernapasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com