Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Nyeri Tenggorokan, Jangan Langsung Minum Antibiotik

Kompas.com - 11/07/2014, 13:07 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Tak sedikit orang yang mengandalkan antibiotik saat mengalami radang tenggorokan. Padahal, nyeri tenggorokan tidak selamanya perlu diselesaikan dengan antibiotik. Menggunakan antibiotik sembarangan justru bisa memicu bakteri menjadi kebal antibiotik, yang berakibat sulitnya mengobati penyakit di masa depan.
 
Pakar obat herbal dr Abrijanto SB mengatakan, nyeri tenggorokan tidak selalu memerlukan  antibiotik. Seringkali nyeri tenggorokan disebabkan oleh virus, bukan bakteri.
 
"Kalau ada infeksi, barulah silakan menggunakan antibiotik," ujarnya dalam acara "Tetap Bugar Saat Berpuasa dengan Obat Herbal" Kamis (10/7/2014) di Jakarta.
 
Tanda-tanda adanya infeksi yang paling jelas adalah demam. Karenanya jika tidak terjadi demam, masalah sakit tenggorokan bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal.
 
Menurut Abrijanto, ada beberapa tanaman herbal yang sudah terbukti dapat mengurangi gejala nyeri pada tenggorokan. Tanaman herbal itu rata-rata mengandung bahan aktif yang bersifat anti-inflamasi atau anti-peradangan.
 
Tanaman berkhasiat yang direkomendasikan itu antara lain akar thymi yang mampu menjadi ekspektoran untuk mengeluaran dahak. Saat terjadi peradangan, tubuh akan melawannya dengan mengeluarkan lendir. Nah, untuk melancarkannya bisa digunakan akar thymi tersebut.
 
Selain itu ada pula licorice (akar manis) yang juga berefek anti-peradangan. Kelebihan dari memanfaatkan tanaman herbal tidak akan memberikan dampak pada lambung seperti obat. Sehingga bila memiliki penyakit lambung tetapi juga ingin mengobati peradangan, licorice dapat dijadikan pilihan yang pas.
 
Tak hanya itu, daun saga manis pun terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang kuat. Rasanya yang manis ketika dikunyah membuat nikmat ramuan anti-inflamasi lainnya. Bahan-bahan tersebut bisa dicampur satu sama lain untuk mengoptimalkan kinerja bahan aktif dalam pengobatan.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com