Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2016, 08:00 WIB
KOMPAS.com – Penyakit yang mengancam banyak orang di musim penghujan seperti sekarang adalah flu. Walau penyakit ini sering diremehkan, tapi pada pria efeknya bisa lebih berat dibanding jika virus flu menyerang wanita.

Pada pria flu dapat melemahkan dan membuat pria tak bisa bangun dari kasurnya. Sementara pada wanita efeknya tak separah itu.

Perbedaan efek dari virus flu ini ternyata disebabkan karena kaum wanita memang memiliki ambang sakit yang lebih tinggi dibandingkan pria. Faktor "pelindung" lainnya adalah hormon seks estrogen.

Tim dari Johns Hopkins University mengungkapkan bahwa estrogen mempunyai efek antivirus melawan virus A Influenza, yang umumnya dikenal dengan flu.

"Terapi estrogen yang sekarang ini hanya digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan dan menopause mungkin juga dapat melindungi diri terhadap flu," kata peneliti utama studi, Dr Sabra Klein.

Riset sebelumnya menunjukkan bahwa estrogen juga memiliki sifat antivirus terhadap infeksi HIV, ebola dan virus hepatitis.

Virus menginfeksi tubuh dan menyebabkan penyakit dengan cara masuk ke dalam sel dan membelah dirinya di dalam sel induk. Ketika terlepas dari sel yang telah terinfeksi, virus menyebar ke seluruh tubuh.

Jumlah virus yang bereplikasi menentukan keparahan penyakit. Semakin sedikit virus yang bereplika, maka efek keganasan juga kecil dan kemungkinannya untuk menularkan penyakit ke orang lain lebih rendah.

Para peneliti meneliti bagaimana estrogen dapat berpengaruh pada kemampuan virus flu untuk bereplika.

Riset dilakukan dengan mengumpulkan sel nasal - yang merupakan tipe sel utama flu yang menginfeksi - dari kedua donor pria dan wanita.

Kultur sel itu telah terpapar virus, estrogen, estrogen bisphenol A dan modul reseptor estrogen selektif (SERM) - senyawa yang berlaku seperti estrogen dan digunakan pada terapi hormon.

Para ilmuwan menetapkan bahwa estrogen, senyawa SERM raloxifene dan bisphenol A mengurangi replikasi virus flu dalam sel nasal wanita.

Namun, mereka tidak menemukan bukti bahwa estrogen dapat mengurangi replikasi virus pada laki-laki.

Untuk efek antivirus estrogen tersebut, tim menemukan bahwa efek tersebut masuk melalui estrogen reseptor. Reseptor merupakan struktur protein yang terikat dengan molekul untuk mengembangkan respon sel. (Gibran Linggau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com