Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2016, 15:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, terlalu banyak stres dapat menyebabkan perubahan otak yang terkait dengan depresi dan alzheimer. Bukti utama dari penelitian ini menunjukkan, stres kronis dan kerusakan kecemasan daerah otak memiliki hubungan dengan respons emosional, berpikir, dan memori.

 

Penulis utama Dr Linda Mah, dari Baycrest Centre for Geriatric Care in Toronto, Kanada, mengatakan, kecemasan patologis dan stres kronis berhubungan dengan degenerasi struktural dan gangguan fungsi hippocampus dan korteks prefrontal (PFC), yang dapat meningkatkan risiko gangguan neuropsikiatri, termasuk depresi dan demensia atau kepikunan.

 

Hasil penelaahan kertas, yang diterbitkan dalam jurnal Current Opinion in Psychiatry, menemukan, beberapa studi terbaru yang dikumpulkan mengenai stress, penyejuk takut pada hewan, dan orang-orang yang menjalani scan otak.

 

Dr Mah beserta tim secara khusus  meneliti di sirkuit saraf yang terkait dengan rasa takut dan kecemasan di tiga wilayah otak, yakni amigdala, PFC, dan hippocampus.

 

Sebuah pola melihat respons terhadap stres kronis dengan amigdala, yang berhubungan dengan respons emosional, menjadi lebih aktif dan PFC kurang aktif.

 

Peristiwa kecemasan, ketakutan dan stres yang bersifat sementara, seperti sebelum ujian atau wawancara pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan normal.

 

Tetapi para ilmuwan menunjukkan, ketika reaksi emosional akut menjadi kronis, mereka dapat “mendatangkan malapetaka” bagi kekebalan tubuh, metabolisme, sistem kardiovaskular, dan merusak otak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com