Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti Penyebar DBD

Kompas.com - 04/02/2016, 15:57 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit demam karena virus yang ditularkan oleh nyamuk adalah penyakit yang paling penting untuk diawasi dalam hal efek morbiditas dan mortalitasnya.

Sindrom demam yang akut, umunya terjadi di daerah tropis, dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang mengarah ke diatesis perdarahan atau koagulasi intravascular diseminata (DIC), Kondisi ini kemudian kita kenal dengan sebutan demam berdarah dengue (DBD).

Ada cukup banyak kasus DBD di mana pasien mengalami shock yang bisa membahayakan nyawa, yang dikenal sebagai dengue shock syndrome (DSS).

Di seluruh dunia, DBD lebih banyak menyerang anak usia 15 tahun ke bawah. Demam berdarah tidak menular melalui kontak orang-ke-orang, melainkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Siklus hidup Aedes aegypti

Aedes aegypti disebut serangga holometabolous atau serangga yang siklus hidupnya melalui metamorfosis lengkap mulai dari telur, larva, pupa, dan tahap dewasa. Rentang hidup nyamuk dewasa dapat berkisar dari dua minggu sampai satu bulan tergantung pada kondisi lingkungan.

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah minggu sampai tiga minggu.

Telur
Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur tergantung pada banyaknya darah yang diisap.

Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air , dan lain sebagainya.

Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara terpisah, tidak seperti kebanyakan spesies nyamuk lainnya. Yang dimaksud terpisah di sini, tidak semua telur diletakkan sekaligus, tetapi dapat tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya bisa berjam-jam atau berhari-hari.

Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk lonjong memanjang. Ketika pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit berubah jadi hitam mengilap.

Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari, sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.

Yang harus Anda perhatikan adalah: Telur yang sudah diletakkan, bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai setahun. Begitu terkena air, telur akan segera menetas. Hal ini membuat kontrol nyamuk virus dengue sangat sulit.

Larva
Setelah menetas dari telur, larva memakan partikel organik di dalam air, seperti alga dan organisme mikroskopis lainnya.

Sebagian tahap larva dihabiskan di permukaan air, meskipun mereka akan berenang ke bagian bawah wadah jika terganggu atau ketika makan. Perkembangan larva tergantung suhu.

Larva melewati empat fase hidup yang disebut instar. Tiga fase pertama berlangsung singkat, fase ke-empat memakan waktu sampai tiga hari. Panjang larva instar keempat adalah sekitar delapan milimeter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com