Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2016, 16:06 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com -- Baru Minggu (2/10/2016) kemarin, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Untuk meneruskan napas batik, berikut adalah sepenggal cerita dari kain khas Indonesia tersebut.

Pada awalnya, batik adalah sebuah teknik.

Dalam buku yang ditulis oleh Adi Kusrianto yang berjudul Batik: Filosofi, Motif, dan Kegunaan, ketika kita mempelajari batik, ada dua konteks yang harus diketahui.

Dia menulis, yaitu teknik pembuatannya yang merupakan teknik resist dyeing atau teknik menghias kain menggunakan perintang warna, dan juga motif pada batik itu sendiri.

"Teknik perintang warna menggunakan malam dengan alat bernama canting ini diyakini ditemukan dan berawal dari Indonesia," tulisnya.

Sementara itu, dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Dwi Woro Retno Mastuti, menjelaskan, pada awalnya batik itu adalah membuat tik tik yang menjadi kata kerja.

Menurut Woro, hal ini kemudian menjadi sebuah pekerjaan melukis di atas sebuah kain yang memiliki makna simbolik. Pekerjaan ini menggambarkan sebuah alam semesta, termasuk dunia flora dan fauna.

“Sejak batik dijadikan warisan dunia oleh UNESCO, bermunculanlah kreativitas,” tuturnya kepada Kompas.com saat ditemui di Depok, beberapa waktu lalu.

Dia juga mengatakan, makna dari batik ini perlahan berubah karena tidak lagi tik tik atau isen-isen yang dikenal di Jawa.

Akan tetapi, pada saat ini semua daerah di Indonesia mengadopsi kata batik yang kemudian menjadi tekstil yang berasal dari daerah di Nusantara.

Namun, Woro menceritakan bahwa pada awalnya batik ini merupakan hasil dari orang Jawa yang ingin mengekspresikan alam semesta dengan jiwa seninya melalui sebuah kain.

Mereka pun terus menggambar dengan berbagai ornamen yang telah mereka lihat, seperti halnya tanaman. Pada akhirnya, kain yang telah mereka gambar ini digunakan juga sebagai busana mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com