Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Kembangkan Nyamuk yang Kebal Virus Dengue

Kompas.com - 14/01/2017, 08:10 WIB

KOMPAS.com - Tim ilmuwan dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health melakukan modifikasi genetik pada nyamuk agar kebal terhadap infeksi virus dengue.

Demam dengue diketahui telah menyebabkan 96 juta orang secara global sakit setiap tahun dan membunuh lebih dari 20.000 orang, mayoritas anak-anak.

Seperti dipublikasikan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Disease, tim ilmuwan menunjukkan bahwa membuat nyamuk kebal virus dengue adalah hal yang mungkin.

Mamacu kemampuan alami nyamuk Aedes aegypti melawan virus dengue dianggap sebagai langkah pertama untuk mengurangi kemampuan nyamuk ini menyebar penyakit.

Sekitar 40 persen populasi dunia hidup di area yang beresiko tinggi terkena demam dengue, dan penyakit ini menjadi langganan di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, dan kepulauan barat Pasifik.

Walau demikian, nyamuk tersebut belum kebal terhadap virus Zika atau chikungunya. "Meski mengecewakan, tapi ini mengajarkan kita tentang sistem imun nyamuk dan bagaimana menghadapi virus berbeda. Semoga bisa dikembangkan nyamuk yang kebal pada beberapa virus," kata ketua peneliti George Dimopoulus, profesor bidang mikrobiologi molekuler dan imunologi.

Ketika nyamuk menghisap darah orang yang terkena demam dengue, ia akan menularkan virus itu kepada orang sehat lain yang ia gigit.

Sudah banyak cara dilakukan para ahli untuk mengurangi penyebaran virus ini. Mayoritas ilmuwan setuju bahwa metode yang digunakan untuk menekan jumlah penyakit dengue memang tidak cukup satu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com