Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alkohol Terbukti Tak Dapat Menghilangkan Kenangan Buruk

Kompas.com - 14/02/2017, 17:45 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang mencoba menghapus kenangan buruk dengan minum alkohol. Tetapi, sebuah studi baru mengatakan bahwa mekanisme koping ini tidak akan berhasil, malah dapat memperburuk kondisi mental dengan memicu munculnya kondisi Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Translational Psychiatry itu, mengujicoba hewan tikus. Setelah ujicoba, para peneliti menemukan, konsumsi alkohol tidak membantu meringankan kenangan emosional berupa rasa takut tetapi justru memperkuatnya.

Para peneliti mengatakan, jika percobaan ini diterapkan pada manusia, mungkin bisa menjadi pengobatan PTSD yang lebih efektif.

"Minum alkohol untuk mengobati sakit emosional, bisa merugikan setiap upaya terapi," simpul Norman Haughey, salah seorang peneliti yang terlibat dalam studi.

Untuk penelitian ini, tim membagi tikus menjadi dua kelompok. Kelompok terkontrol menerima air dan kelompok lainnya menerima alkohol. Setelah itu, tikus sengaja diberikan "kenangan menakutkan" berupa suara bising yang diikuti oleh kejutan listrik.

Hari berikutnya, peneliti melakukan hal yang sama, hanya kali ini tidak diikuti dengan kejutan listrik. Kemudian, peneliti mengukur level takut tikus dan menemukan perilaku yang berbeda pada dua kelompok itu.

Hasil penelitian menunjukkan, tikus yang diberi alkohol sehari sebelum diberi pengalaman menakutkan, membeku selama lebih dari 50 persen dari waktu yang ditetapkan. Sementara itu, tikus yang minum air, membeku hanya selama 40 persen dari waktu yang ditetapkan.

Peneliti menyimpulkan, bahwa tikus yang diberi alkohol lebih rentan mengalami kekambuhan rasa takut.

Ketika tim melihat tingkat molekuler otak tikus-tikus itu, mereka mencatat bahwa tikus-tikus yang diberi alkohol, mengalami peningkatan reseptor GluR1 dengan fosfat di tepi sinapse yang lebih tinggi dibanding tikus yang diberi air saja.

Sinapse adalah jarak tipis antarneutron tempat terbentuknya koneksi antar neuron. Para peneliti mengatakan, peningkatan reseptor GluR1 pada tikus yang diberikan alkohol, adalah penyebab mengapa respon rasa takut meningkat.

Meskipun hasil ini belum tentu terjadi juga pada manusia, mengungkap alasan hubungan yang ada antara peningkatan rasa takut dan konsumsi alkohol, bisa menjadi salah satu pilihan terapi untuk berbagai kondisi kesehatan mental.

Misalnya, menurut Haughey, informasi baru ini bisa digunakan untuk meningkatkan efektivitas psikoterapi pada penderita PTSD, serta membantu menurunkan rasa takut pasien terhadap munculnya kenangan buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com