Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Ciri Nyeri Pinggang karena Saraf Kejepit

Kompas.com, 7 Maret 2017, 20:57 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang dewasa umumnya pernah merasakan nyeri pinggang. Namun, tidak semua nyeri pinggang disebabkan karena saraf kejepit. Nyeri pinggang biasa umumnya disebabkan karena kekakuan otot dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Menurut dokter Muki Partono, Sp. OT dari Rumah Sakit Pondok Indah Group, untuk mengetahui adanya indikasi saraf kejepit atau herniated nucleus pulposus (HNP) dibutuhkan pemeriksaan dan evaluasi mendalam. Tapi, setidaknya ada tiga ciri yang bisa menjadi pertanda saraf kejepit.

“Orang dengan HNP biasanya punya ciri khas,merasakan nyeri pinggang saat melakukan aktivitas tertentu, rasa nyeri juga menjalar dari pinggang ke kaki, ataupun rasa nyeri pada lutut. Kalau nyeri pinggang biasa cepat sembuhnya, tapi kalau HNP nyerinya akan bertahan lama,” jelasnya dalam diskusi media Percutaneous Laser Disc Decompression, di Tesate, Jakarta (7/3).

Dokter Muki menekankan, ketika mulai merasakan tanda-tanda tersebut, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Karena jika tak segera mendapat pengobatan yang tepat, tentu akan mengganggu aktivitas dan bisa menyebabkan kelumpuhan.

Saraf kejepit terjadi akibat tekanan di bagian saraf, terutama di bagian pinggang atau leher. Tekanan inilah menyebabkan penonjolan inti dari diskus yang menjadi bantalan tulang sehingga menekan saraf.

Pengobatan saraf kejepit tidak selalu dengan operasi. Bisa dilakukan terapi konservatif (tidur di atas matras keras, fisioterapi, olahraga), pemberian obat nyeri, pemberian obat melalui suntikan, radiofrekuensi, dan teknologi laser.

“Harus diakui, orang Indonesia itu takut sekali operasi. Kalau masih ada pilihan lain, pasti akan memilih yang lain. Sekarang sudah ada percutaneous laser disc decompression yang menurut saya pribadi lebih efektif dari radiofrekuensi,” ungkap dokter Muki.

Ia pun mengatakan, terapi laser tersebut bisa dilakukan bila nyeri pinggang sudah menjalar ke kaki, refleks tendon menurun, gagal terapi konservatif selama 6 minggu, ataupun pada pasien HNP di atas usia 50 tahun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau