Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2017, 16:40 WIB

KOMPAS.com - Anda mungkin tak menyukai wangi krim kulit rekan sekerja atau parfum yang tercium samar milik penumpang kereta di sebelah Anda. Namun, bagi sebagian orang aroma wewangian lebih dari sekadar cocok atau tidak karena bisa memicu gangguan fisik.

Sensitivitas pada wewangian diketahui bisa menyebabkan keluhan serius, misalnya saja menyebabkan gangguan migrain sampai sesak napas.

Dalam sebuah survei yang dilakukan pada 1.100 orang mengenai paparan produk wewangian (parfum, kosmetik, pengharum ruangan, atau pewangi cucian), terungkap apa saja keluhan yang dirasakan responden saat mencium aroma parfum.

Sepertiga responden mengatakan mengalami satu atau lebih gangguan fisik terkait produk wewangian, baik itu yang dipakai sendiri atau paparan dari tubuh orang lain.

Reaksi yang paling terjadi adalah kesulitan bernapas, termasuk batuk dan sesak. Hampir 17 persen parsitipan melaporkan keluhan itu.

Sementara itu, 14 persen mengatakan mengalami hidung berair dan mata berair, 10 persen mengalami migrain, 9,5 persen menjawab mengalami gangguan kulit, seperti gatal, ruam, atau dermatitis.

Reaksi fisik lainnya adalah serangan asma (7,6 persen) dan gangguan pencernaan. Hampir 5 persen responden menjawab mengalami gejala terkait saraf, misalnya pusing. Keluhan lainnya adalah sulit berkonsentrasi atau kesulitan mengingat.

"Berdasarkan studi ini sudah jelas bahwa efek kesehatan dari sensitivitas wewangian bisa terjadi mendadak, parah, dan berpotensi mengganggu," kata peneliti Anne Steinemann, PhD, dari Melbourne, Australia.

Pada orang yang menderita asma, terkadang mereka tidak berani masuk ke toilet umum atau pertokoan karena takut mencium aroma parfum yang dapat memicu asma.

Jika Anda juga sensitif pada wewangian, ada beberapa tips untuk melindungi diri Anda. Misalnya saja mencari udara segar atau membuka jendela untuk mencari ventilasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com