Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2017, 10:02 WIB
Kontributor Lifestyle, Rakhma

Penulis

Sumber news18

KOMPAS.com – Sebuah studi yang dipublikasikan oleh The Journal of Pediatrics mengungkapkan bahwa bayi yang lahir dan tumbuh di Kanada, Inggris, dan Italia paling sering menangis ketimbang di negara lain.

Bayi yang lahir di Denmark, Jerman, dan Japan, menurut studi, paling jarang menangis.

“Frekuensi bayi menangis berbeda-beda pada minggu pertama semenjak mereka lahir, ada perbedaan yang besar dan normal. Kami mempelajari bahwa ada bayi dari beberapa negara yang tidak begitu sering menangis. Hal ini bisa juga berkaitan dengan pola asuh atau faktor lain yang berkaitan dengan kehamilan ibu,” jelas Dieter Wolke, seorang profesor di University of Warwick.

“Bisa juga karena faktor genetik,” imbuhnya.

Wolke melibatkan 8700 bayi di Jerman, Denmark, Jepang, Kanada, Belanda, dan Inggris.

Dia menghitung dan mendokumentasi frekuensi bayi menangis di negara-negara tersebut 12 minggu setiap hari.

Dia mengatakan, rata-rata bayi menangis dua jam setiap hari semenjak dua minggu mereka lahir.

Umumnya, lama waktu bayi menangis pada usia enam minggu adalah dua jam 15 menit dan berkurang seiring usia sehingga hanya satu jam 10 menit hingga usia mereka 12 minggu.

Bayi mengalami kondisi kolik, kata Woke, jika menangis lebih dari tiga jam selama satu hari setidaknya selama tiga minggu ditemukan di Kanada, Inggris, dan Italia.

Skala terbaru yang menerangkan tangisan bayi normal di sejumlah negara ini akan membantu para pakar kesehatan anak untuk menjelaskan kepada orangtua mengenai kondisi bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber news18
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com