Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2017, 12:16 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Meski tinggal di kota menawarkan banyak fasilitas, tetapi persaingan yang tinggi antar warga membuat orang kota cenderung stres.

Melonjaknya kelas menengah di Indonesia membawa semakin banyak orang yang pindah ke kota. Sayangnya hal itu tidak dibarengi dengan kapasitas ekonomi kota sehingga menimbulkan banyak masalah.

"Ada tiga masalah utama urbanisasi, yaitu harga rumah yang semakin mahal, transportasi atau kemacetan, dan juga masalah sosial seperti tingginya kriminalitas," kata Imaddudin Abdullah, peneliti untuk Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) dalam diskusi di Jakarta.

Dalam penelitian ditemukan, kelompok yang memiliki stres tinggi adalah wanita, orang dengan pendapatan yang rendah, serta orang yang kurang pendidikan.

Imaddudin mengatakan, ekonomi memang menjadi faktor yang memicu timbulnya stres di masyarakat. "Biaya hidup perkotaan sangat tinggi, tapi lapangan kerja yang memberi penghasilan yang cukup untuk hidup di tengah kota sangat terbatas," katanya.

Psikolog Liza Marielly Djaprie menyebutkan, kondisi urban yang stresnya tinggi tersebut memerlukan kecerdasan emosional sehingga individu mampu mengelola emosinya dengan baik.

"Tingkat penerimaan setiap orang terhadap stres berbeda-beda, ini sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosionalnya," kata Liza.

Walau berpendidikan tinggi, tetapi jika tidak memiliki kecerdasan emosional orang tersebut akan mudah menjadi stres.

Liza memberi saran untuk menurunkan stres, antara lain fokus pada apa yang terjadi pada saat ini. "Pikiran kita sering loncat-loncat, ke masa lalu dan masa depan. Sulit berada di momen saat ini. Nah, ini perlu dilatih dengan meditasi dan latihan pernapasan," ujarnya.

Selain itu, disarankan juga untuk menjalankan hobi dan menikmati hidup. "Kalau lagi di kantor nikmati kebersamaan dengan rekan-rekan kerja, kalau di rumah nikmati dan syukuri keluarga yang dimiliki," katanya.

Gaya hidup yang sehat juga bisa mengurangi stres. Menurut FX Widiyatmo, Corporate Business Development Deputy Director PT Kalbe Farma, olahraga rutin terbukti menurunkan hormon stres.

Pola makan yang sehat juga bisa membantu menurunkan kadar stres. "Makanan yang mengandung mineral seperti pisang mampu menurunkan tekanan darah dan ketegangan otot. Konsumsi omega-3 yang baik untuk otak juga bermanfaat menekan risiko penyakit akibat stres," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com