Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2017, 15:11 WIB
Mawar Kusuma Wulan

Penulis

KOMPAS - Dunia Marisa Paramita berputar cepat seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi digital. Bekerja sebagai APAC Expansion untuk Uber.com, Marisa bertanggung jawab membuka ekspansi ke negara-negara baru di Asia Pasifik.

Perempuan pekerja keras yang juga pelukis mural dan sebelumnya turut serta memajukan musik indie ini baru saja membuka jalan bagi peluncuran Uber untuk pertama kali di Yangon, Myanmar.

Salah satu kekuatannya dalam menjajal hal-hal baru justru berasal dari hobi menyelam bebas.

"Menyelam bebas membuatku merasa lebih aman dan nyaman ama diri aku sendiri. Dari situ aku tahu kalau mau melakukan apa saja pasti bisa. Aku langsung merasa fresh dan siap apa pun yang ada di depan. Toh aku bisa free dive 3-4 menit, tanpa bernapas. Selanjutnya, apa pun pasti bisa," kata Marisa ketika pulang beberapa hari dan ditemui di Jakarta sebelum kembali ke Yangon, Sabtu (6/5/2017).

Tak hanya kepercayaan diri yang dibangun dari hobi menyelam bebas yang dijalani di sela padatnya pekerjaan membangun transportasi modern berbasis aplikasi. Dengan menyelam bebas, Marisa terbiasa bermeditasi, membiarkan otaknya rileks dan berpikiran positif.

Turun sepuluh meter ke dalam samudera, ia menembus batas kemampuan diri dengan menahan nafas selama mungkin sembari bermain dengan kura-kura atau ikan.

Kemampuan menembus batas diri pula yang menjadi bekal utamanya ketika dipercaya membuka jaringan baru Uber di Yangon.

Seorang diri tanpa kenalan, Marisa berangkat ke Yangon pada empat bulan lalu. Perjalanan dinasnya itu sekaligus menjadi kunjungan pertama ke kota yang sama sekali asing baginya.

"Rasanya masih ingat. Pas turun dari pesawat,  ngapain aku di sini? Kok mau? Tapi seru sih," tambahnya.

Di kota yang dideskripsikan tak semua penduduknya bisa berbahasa Inggris dan naik taksi pun harus menawar, Marisa berjuang dari nol. Tak menguasai bahasa setempat, ia menggunakan bahasa "monyet" pada saat turun ke lapangan dan berjumpa dengan calon partner pengemudi di stasiun bus.

Berbekal iPad, Marisa menjelaskan tentang perkembangan transportasi berbasis aplikasi dan bagaimana para pengemudi tersebut bisa berperan serta dalam perubahan transportasi kota.

"Kalau niat bantuin, mereka pasti tahu apapun bahasanya. Walau pakai bahasa monyet tapi ketika mereka tahu aku tulus mau bantuin mereka. Lama-lama, mereka mengerti karena memang buat membantu mereka. Aku suka ngobrol dan ketemu orang di lapangan. Pekerjaan expansion ini ibarat pekerjaan ketok pintu. Harus kulonuwun dulu," ujar Marisa.

Bahasa tak menjadi satu-satunya kendala, Yangon tergolong unik dibanding kota lain di Asia. Warga Yangon sadar dengan teknologi modern, namun mereka mengalami loncatan teknologi.

Mereka, misalnya, tak pernah mengalami era handphone atau telepon rumah, tapi langsung melompat menggunakan smartphone. Penduduk Myanmar juga tidak mengenal e-mail, tapi langsung menggunakan Facebook.

"Edukasinya beda dengan orang yang sudah akrab dengan teknologi. Tantangan yang sangat unik. Masih belum terpecahkan misterinya, yang bikin pekerjaan ini seru karena tantangannya terus ada. Harus dipecahin terus. Apa kira-kira yang bisa dilakukan untuk membantu Yangon menjadi lebih baik," kata Marisa yang saat ini sudah memasuki tahap uji produk sebelum kemudian meluncurkan Uber di Yangon.

Masih banyak cerita dan inspirasi yang akan dibagikan oleh Marisa lewat Figur di Rubrik Gaya Hidup Harian Kompas, Minggu 14 Mei 2017 dan versi digital di www.kompas.id.

Simak pula ulasan 50 tahun perjalanan tokoh kartun ikonik Kompas Oom Pasikom, cerita tentang perjalanan menikmati kekhusyukan Waisak di Borobudur, dan ulasan film-film baru King Arthur dan Critical Eleven.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com