Makna Hari Pancasila Bagi Desainer

JAKARTA, KOMPAS.com - Di awal Juni tahun ini terdapat suatu yang berbeda dibandingkan dengan Juni di tahun-tahun sebelumnya. Penetapan 1 Juni yang merupakan hari lahir Pancasila sebagai hari libur nasional pertama kalinya ini dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Berbagai kalangan pun memaknai hari Pancasila dengan makna yang berbeda-beda.

Raizal Boeyoeng Rais salah satu contohnya, Ketua Umum Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) ini memaknai Pancasila melalui busana. Menurut Boeyoeng, generasi muda saat ini diminta untuk lebih peduli terhadap pakaian-pakaian etnik. Karena, jika pakaian etnik yang sudah ada sejak lama di Indonesia terkikis atau bahkan diklaim negara lain, maka Indonesia akan krisis identitas.

"Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikannya siapa lagi?" kata Boeyoeng saat ditemui Kompaslifestyle usai membuka Fitri Festive di Depok, Kamis (1/6/2017).

Selain itu, Boeyoeng juga mengingatkan para desainer maupun masyarakat Indonesia untuk tetap mengedepankan budaya ketimuran dalam berbusana. "Kita ini bukan orang bule dengan budaya baratnya, budaya kita itu ya budaya timur," tutur Boeyoeng.

Pada momen hari Pancasila ini, Boeyoeng berharap masyarakat terlebih generasi muda untuk bisa melestarikan budaya yang dimiliki masing-masing daerah untuk tetap melestarikan identitas bangsa.

Komunitas Desainer Etnik Indonesia adalah perkumpulan desainer pakaian, tekstil dan kriya yang mempunyai misi mengangkat karya etnik Indonesia, khususnya yang dibuat dengan teknik batik, tenun, bordir dan sulam.

"Saat ini, anggota KDEI mencapai 100 desainer dari 23 provinsi," ujar Boeyoeng.