BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Close Up

Puasa, Momentum yang Pas untuk Stop Merokok?

Kompas.com - 15/06/2017, 05:27 WIB
Aningtias Jatmika

Penulis

KOMPAS.com - Dua dari tiga laki-laki Indonesia yang berusia di atas 15 tahun adalah perokok. Dengan kata lain, sebanyak 66 persen pria di Indonesia merokok. Laporan ini dirilis oleh The Tobacco Atlas pada 2015 lalu.

Dengan tabulasi angka itu, Indonesia masuk pada peringkat satu dunia untuk jumlah pria perokok di atas usia 15 tahun, demikian tulis Kompas.com, Senin (25/5/15).

Sementara itu, peringkat kedua terbanyak ditempati Rusia dengan 60 persen pria perokok di atas 15 tahun. Peringkat tiga hingga sembilan berturut-turut, yaitu China (53 persen), Filipina (48 persen), Vietnam (47 persen), Thailand (46 persen), Malaysia (44 persen), India (24 persen), dan Brasil (22 persen).

(Baca: Miris, Indonesia Peringkat Satu Dunia untuk Jumlah Pria Perokok)

Tingginya jumlah perokok menunjukkan bahwa kebiasaan merokok telah menyebarluas di berbagai belahan dunia. Dengan itu, 176 negara dari jumlah 192 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tembakau sebagai ancaman global.

Hal itu yang kemudian menjadi alasan dicetuskannya Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei sejak 1989. Gerakan ini bertujuan untuk menyadarkan buruknya kebiasaan merokok dan dampak bagi kesehatan.

(Baca: Tembakau Rokok sebagai Ancaman Dunia)

Seperti diketahui, rokok memicu munculnya berbagai penyakit seperti kanker, paru, jantung, stroke, hipertensi, serta gangguan kehamilan dan janin.

Jangankan penyakit kronis, hal sepele seperti kulit keriput dan bau mulut pun jadi risiko yang membayangi perokok.

VIK.KOMPAS.COM/ROKOK Dampak merokok, simak di VIsual Interaktif Kompas (VIK) Hari Tanpa Tembakau http://vik.kompas.com/rokok/

Ya, menurut penelitian yang tercantum di dalam Journal of Dental Research pada 2010, orang dengan kebiasaan merokok dan telah berlangsung lama secara siginifikan akan berdampak pada peningkatan bau mulut.

(Baca: Benarkah Perokok Jarang Alami Bau Mulut?)

Merokok menyebabkan kekeringan pada mulut. Itulah cikal bakal dari bau mulut. Anda bahkan bisa mencium bau rokok setiap kali perokok membuka mulutnya.

Bau mulut di bulan puasa

Jika merokok saja sudah memicu timbulnya bau mulut, lantas bagaimana nasib perokok saat berpuasa?

Saat menjalani puasa, mulut akan mengalami kekeringan karena tidak makan dan minum. Produksi air liur (saliva) pun menjadi berkurang, terlebih pada mulut seorang perokok. Hal inilah yang menjadi penyebab utama bau mulut.

"Saliva merupakan pelembap mulut sekaligus pelawan bakteri. Kalau produksinya sedikit, lidah dan mulut akan menjadi tempat perkembangbiakan bakteri," ujar Rana Al Thib, dokter dari Dubai Healthcare City seperti dikutip dari Gulf News (04/08/11).

Oleh sebab itu, untuk mencegah mulut kering selama berpuasa, sebaiknya konsumsi cairan yang cukup saat sahur, berbuka, dan sebelum tidur.

JUSTJARED Bau mulut bisa menggagalkan peluang untuk kencan kedua.

Selain itu, jaga selalu kebersihan mulut dan gigi. Setidaknya, jangan lewatkan menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah sahur dengan pasta gigi yang mengandung anti-bakteri.

Pilihlah pasta gigi yang memiliki komposisi seperti itu, misalnya Closeup Ever Fresh. Dengan Antibacterial Mouthwash Formula, pasta gigi tersebut mampu melawan kuman dan bakteri penyebab bau mulut sehingga napasmu Anda akan lebih segar hingga 12 jam selama berpuasa.

Namun, risiko bau mulut bisa jadi tak hilang begitu saja. Karenanya, hentikan kebiasaan merokok sekarang juga. Apalagi peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini bertepatan dengan Ramadhan 1438 H. Tentu ini menjadi momen yang pas untuk benar-benar membebaskan diri dari rokok, bukan?

 

 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com