Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2017, 14:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Vivian Evelyn Christine Tjungdiawan atau populer dengan nama Vivian Tjung (19) gadis asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mungkin saat ini menjadi satu-satunya remaja putri yang mahir memainkan sasando, alat musik petik khas asal Kabupaten Rote Ndao.

Putri dari pasangan suami istri Victor Emannuel dan Amelia Sendjaya itu, sudah menguasai alat musik Sasando sejak berusia 15 tahun, saat masih duduk di bangku kelas 2 SMU Giovani Kupang.

"Awalnya saat di gereja kami lagi buat acara natalan dan kami mengundang seorang pemain sasando ke gereja. Saat memainkan sasando, saya dengar dan lihat, kemudian saya tertarik dan mulai bersemangat, apalagi mendapat dorongan dari orang tua, sehingga membuat saya kemudian latihan sasando," kata Vivian kepada Kompas.com, Sabtu (24/6/2017).

Vivian kemudian mulai berlatih bermain musik di Edon Sasando. Hanya dalam tempo dua bulan latihan, remaja yang saat ini kuliah di Universitas San Pedro Kupang ini pun akhirnya bisa menguasai alat musik tradisional itu.

Saat ini tak banyak orang mampu memainkan sasando, apalagi sampai fasih. Namun Vivian terus berusaha menguasainya. Dasar bermain musik memang sudah ada dalam diri Vivian karena sejak usia 11 tahun sudah mampu memainkan alat musik piano.

Setelah mampu memainkan alat musik dawai yang dipetik itu, Vivian banyak diundang untuk mengisi sejumlah acara termasuk ke acara resmi pemerintahan hingga acara bergengsi lainnya seperti kongres PDIP ke-4 di Bali tahun 2015 lalu.

Selain itu, berkat penampilannya yang rutin di sejumlah acara, Vivian akhirnya menggelar tiga kali konser tunggal. Dua konser berlangsung di Kupang dan satunya di Provinsi Papua. Bahkan berkat kepiawaiannya bermain sasando, pada 28 oktober tahun 2016 lalu, Vivian diundang ke istana negara sebagai pemain sasando solo.

Saat itu, Vivian tampil di hadapan presiden, wakil presiden dan sejumlah menteri dan duta besar negara sahabat. Vivian mengaku, ia memilih bermain musik sasando, karena keunikannya dan keindahan fisik dari alat musik ini.

Apalagi kata Vivian, alat musik ini juga berasal dari daerah asal Vivian yakni NTT, sehingga ia pun bertekad akan melestarikannya dan terus memperkenalkannya ke dunia luar.

"Sejauh ini tidak ada tantangan yang saya rasakan dalam bermain musik sasando karena memang saya suka sekali. Bagi saya jika seseorang menyukai sesuatu maka tantangan baginya adalah merupakan semangat. Saya cuma mau bilang bahwa semua orang harus cinta akan budayanya sendiri dan salah satunya adalah alat musik sasando," katanya.

Vivian pun berharap, agar ke depannya, semua anak muda di NTT ikut tertarik mempelajari alat musik ini, agar sasando bisa lebih diminati oleh semua kalangan.

"Harapan kepada pemerintah NTT, agar memasukan sasando menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah di NTT. Dengan begitu maka semua akan terbiasa dan sasando tidak hanya milik sebagian orang saja atau menjadi milik para seniman, tetapi juga menjadi milik semua orang," ujarnya.

Kalau tidak begitu, bisa-bisa sebagian besar orang NTT hanya mengambil bagian menjadi pendengar atau penikmat saja.

Menurut Vivian, saat ini orang NTT malah tidak banyak yang belajar sasando karena berbagai keterbatasan, misalnya di mana lokasi kursus, berapa biayanya, berapa harga alatnya dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com