Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko yang Bisa Timbul Jika Bayi Tetap Menyusui Setelah Usia 2 Tahun

Kompas.com - 03/07/2017, 13:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber nypost.com

Menyusui bayi idealnya dilakukan sejak bayi lahir sampai ia berusia dua tahun. Namun, tak sedikit ibu yang memilih melanjutkan pemberian ASI setelah anak berumur dua tahun karena berbagai alasan.

Padahal, memilih menyusui bayi berusia lebih dari dua tahun tidak disarankan. Salah satu alasannya adalah meningkatkan resiko masalah gigi berlubang saat anak berusia lima tahun. Hal itu terlepas dari berapa kandungan gula pada makanan mereka setiap hari selain ASI.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI berkepanjangan pada gigi anak-anak, Karen Glazer Peres dari University of Adelaide di Australia dan rekannya menganalisa data 1.129 anak yang lahir pada tahun 2004 di Pelotas, Brasil.

Menurut laporan yang dimuat dalam jurnal Pediatrics, pada usia 5 tahun hampir 24 persen anak-anak memiliki karies anak usia dini parah dengan enam atau lebih permukaan gigi yang rusak, entah itu hilang atau rusak secara penuh. Selain itu, hampir separuh anak setidaknya memiliki satu permukaan gigi yang rusak.

Anak-anak yang menyusui lebih dari dua tahun, memiliki jumlah lubang yang lebih tinggi. Resiko mereka mengalami karies parah juga 2,4 kali lebih tinggi.

Menyusui bayi saat gigi mereka sudah hampir lengkap bisa mencegah saliva mencapai gigi. Padahal, saliva memiliki fungsi memecah bakteri. Para ibu juga disarankan untuk tidak menyusui bayi semalaman.

Untuk mencegah gigi berlubang pada bayi, dianjurkan untuk memeriksakan gigi anak ke dokter saat giginya mulai banyak di usia setahun.

Sementara itu, proses berhentinya bayi menyusui (menyapih) seharusnya tidak dilakukan dengan paksaan. Para ahli juga menyarankan agar proses penyapihan dilakukan dengan penuh kasih sayang agar anak lebih percaya diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber nypost.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com