Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2017, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Karakter pria penyuka sesama jenis kini mulai sering muncul dalam acara televisi atau pun adegan film. Reaksi penonton terhadap karakter pria gay tersebut beragam.

Meski secara umum semakin banyak orang yang tak mempermasalahkan pasangan sesama jenis, tapi tidak halnya ketika melihat adegan pasangan gay berciuman. Kebanyakan melihat hal itu sebagai hal yang tidak normal.

Hal ini tercermin dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh tim dari Kanada. Para pria heteroseksual yang melihat adegan pria gay berciuman merasakan emosi stres dan juga jijik.

Ada 120 pria heteroseksual berusia 18-45 tahun yang mengikuti penelitian ini. Masing-masing ditunjukkan 30 foto, terdiri dari adegan kemesraan antara pasangan gay (berpegangan tangan atau berciuman), kemesraan pasangan pria dan wanita, foto netral (misalnya pulpen), atau foto hal menjijikkan seperti belatung.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Psychology & Sexuality itu dilakukan dengan membandingkan reaksi tiap responden ketika mereka saat ditunjukkan masing-masing foto.

Yang menarik, foto pria gay berciuman dan foto belatung sama-sama memicu respon stres, dibuktikan dengan peningkatan level enzim dalam air liur mereka. Tim peneliti mengumpulkan sampel air liur sebelum para responden melihat foto dan setelahnya.

"Itu bisa berarti para partisipan studi melihat foto pria gay berciuman sama menjijikkannya dengan gambar hal yang menimbulkan jijik, seperti belatung," kata Karen L.Blair, peneliti dari St.Francis Xavier University.

Ia menambahkan, hal tersebut juga berarti pria heteroseksual mengalami respon kecemasan saat melihat foto pria gay berciuman.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa respon jijik terkait dengan evaluasi sosial. Orang yang memiliki level rasa jijik lebih tinggi cenderung menunjukkan sikap prasangka seksual atau diskriminasi.

Namun, respon fisiologis dalam penelitian ini tidak dapat dijelaskan oleh prasangka seksual peserta saja. Dengan kata lain, responnya tidak berbeda apakah pria straight melaporkan sendiri sikap diskirimansi, atau agresi yang dilaporkan sendiri terhadap pria gay.

Respon fisiologis yang meningkat terhadap adegan kemesraan pria gay dialami oleh semua peserta, termasuk mereka yang melaporkan tingkat prasangka seksual yang rendah.

"Mayoritas yang menyaksikan kemesraan pasangan gay tidak merespons dengan kekerasan, menunjukkan bahwa respon fisiologis kecil yang dilihat dari studi ini bukanlah bukti sikap diskriminasi atau pertahanan dari 'rasa panik' melihat pasangan gay," kata Blair.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com