Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2017, 08:33 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Walau terkesan sepele, namun bisnis tempat cukur khusus cowok alias barbershop ternyata memberi penghasilan menjanjikan. Tak heran jika barbershop terus bertambah di Indonesia.

Dengan lebih dari 5.000 brand barbershop di Indonesia saat ini, tren male grooming terus berkembang didorong oleh meningkatnya minat pria akan tatanan rambut yang lebih kekinian.

"Barbershop kini naik kelas, dianggap sebagai bisnis yang menjanjikan," kata Ade Farolan, Ketua Indonesia Barbershop Association (IBA) yang ditemui di acara konferensi pers Hair Expo Indonesia 2017 di Jakarta (12/7/2017).

Ade mencontohkan, seorang barber (pemangkas rambut) biasanya akan mendapat bagi hasil dengan pemilik barbershop. "Rata-rata mereka bisa mendapat penghasilan 8-10 juta dari sistem bagi hasil. Itu belum termasuk tip, karena itu semuanya untuk barber," katanya.

Sementara itu untuk pemilik barbershop dalam sebulan omset mereka bisa mencapai 100-200 juta. "Dengan asumsi kedatangan tamu mencapai 50-70 orang perhari," kata pemilik Kings Barbershop ini.

Tarif yang dipatok untuk sekali potong rambut bervariasi antara Rp 50.000 - Rp 70.000. Harga tersebut dianggap terjangkau oleh pelanggan.

Ade menjelaskan, barbershop yang diminati orang muda adalah yang bergaya klasik, termasuk untuk interior dan furnitur. "Modal awal memang cukup besar, tapi hanya di awalnya saja. Setelahnya hanya pembelian rutin untuk toiletris," katanya.

Menurutnya, modal tersebut bisa dengan cepat kembali, apalagi ceruk bisnis ini  memang besar. Bukan hanya remaja pria dan dewasa muda, banyak ibu-ibu muda yang mengajak anak laki-lakinya merapikan rambut di barbershop. "Mereka enggak mau lagi membawa anaknya ke salon," kata pemilik tiga barbershop ini.

Tak mengherankan jika dalam satu kawasan dengan radius tak sampai 700 meter bisa ada tiga barbershop yang buka.

Menjamurnya tempat cukur rambut juga berarti terbukanya lapangan kerja yang lebih luas. "Untuk menjadi seorang barber kuncinya adalah mau belajar. Kalau sudah tertarik, belajar sebulan pun sudah bisa menguasai teknik potongan dasar," kata Ade.

Beberapa barber di gerainya, menurut Ade, kebanyakan beralih profesi karena penghasilan yang lebih menggiurkan. "Ada yang alih profesi dari penjahit atau penjaga minimarket. Kini dengan penghasilan di barbershop mereka mulai berani mencicil kendaraan atau rumah," ujarnya.

Agar bisnis barbershop ini terus berkembang, Ade menegaskan pentingnya meningkatkan skill para barber. "Harus update dengan gaya potongan rambut terkini. Selain itu, karena ini adalah bisnis service, owner harus mengedukasi karyawannya bagaimana cara menghadapi pelanggan, termasuk kemampuan berkomunikasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com