Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Minuman Beralkohol Bisa Turunkan Risiko Diabetes

Kompas.com, 31 Juli 2017, 06:25 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com – Ternyata orang yang teratur minum minuman beralkohol punya risiko kecil terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang tidak minum sama sekali.  Fakta itu terungkap dari hasil penelitian pada peneliti Denmark.

Studi yang dipublikasi diabetologia-journal.org dan dikutip bbc.com pada Jumat (28/7/2017) meneliti 70.000 partisipan yang mengonsumsi alhokol.

Setelah 5 tahun studi ini kemudian mendapatkan hasil bahwa dari jumlah tersebut hanya 859 pria dan 887 wanita yang risiko terkena diabetesnya meningkat. Jawabannya adalah pada frekuensi minum alkohol.

Profesor Janne Tolstrup dari National Institute of Public Health of The University of Southern yang memimpin penelitian ini mengatakan, bahwa frekuensi minum alkohol ternyata dapat memberikan efek tersendiri dibandingkan jumlah alkohol yang diminum.

“Kami melihat minum alkohol empat kali dalam waktu berbeda dapat memberikan efek lebih baik daripada meminumnya langsung hanya satu kali,” ungkap Tolstrup.

Lalu berapa banyak frekuensi ideal minum alkohol?

Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa minum minuman beralkohol 3-4 kali seminggu dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Untuk wanita risiko terkena diabetesnya menurun sebanyak 32 persen sementara laki-laki hanya 27 persen.

Walaupun demikian, tak semua jenis minuman alkohol dapat memberikan efek yang sama.

Wine atau anggur menjadi salah satu minuman beralkohol yang paling tinggi memberikan dampak positif. Terlebih lagi, untuk anggur berwarna merah . Minuman ini mempunyai peran untuk membantu mengatur kadar gula dalam darah.

Minuman alkohol lain adalah bir. Hasil studi tersebut mengatakan bahwa laki-laki yang minum bir 1-6 bir seminggu dapat menurunkan risiko terkena diabetes sebesar 21 persen.

Bartender menunjukkan cara menuangkan bir saat acara Beer-B-Q di Pabrik PT Multi Bintang Indonesia, Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2015). Berdasar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 06/M-DAG/PER/1/2015, mulai 16 April 2015, kebijakan larangan penjualan minuman beralkohol alias minuman keras di minimarket-minimarket di Indonesia berlaku efektif.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Bartender menunjukkan cara menuangkan bir saat acara Beer-B-Q di Pabrik PT Multi Bintang Indonesia, Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2015). Berdasar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 06/M-DAG/PER/1/2015, mulai 16 April 2015, kebijakan larangan penjualan minuman beralkohol alias minuman keras di minimarket-minimarket di Indonesia berlaku efektif.
Sementara itu, bagi wanita meminum bir tidak memiliki dampak menurunkan risiko terkena diabetes.

Meski begitu, penelitian tersebut justru mengungkapkan asupan alkohol yang tinggi di kalangan wanita dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.

Profesor Tolstrup mengatakan sejumlah pastisipan wanita dalam studi ini mengonsumsi alkohol lima kali bahkan lebih dalam satu kesempatan.

Studi ini kemudian menyarankan agar wanita dan laki-laki minum alkohol tidak lebih dari 14 kali dalam seminggu. Ukuran ini setara dengan enam liter bir seminggu atau 10 gelas kecil anggur selama tiga hari atau lebih. 

Selain bisa menurunkan risiko terkena diabetes, Profesor Tolstrup dan tim juga mendapati fakta bahwa mengonsumsi alkohol beberapa kali dalam seminggu dapat mengurangi risko terkena serangan jantung dan stroke.

Adapun kabar buruknya, meminum sejumlah alkohol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit gastrointestial atau saluran pencernaan, seperti penyakit asam lambung, mag, liver dan pankreas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau