Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2017, 18:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Barbershop berkonsep kini semakin disukai kaum adam. Tak cuma sekadar tempat memangkas rambut atau grooming yang nyaman, kini barbershop berkembang menjadi tempat yang asyik untuk hang out.

Chief Company, barbershop yang berdiri sejak tahun 2013 ini sekarang tampil dengan konsep baru, yakni mengombinasikan barbershop dengan kedai kopi dan ArtSpace.

Menurut Director Chief Barber & Supplies Co Fatsi Anzani, kombinasi ketiga hal itu berangkat dari seni.

Barbershop memiliki sisi seni karena tak bisa lepas dari gaya potongan rambut. "Setiap kali memangkas perlu sisi seni agar bisa menghasilkan potongan yang sesuai. Begitu juga dengan kopi yang dianggap memiliki seni dari rasa yang dihasilkan," kata Fatsi dalam acara peluncuran Chief Barbershop di Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan (3/8/2017).

Sementara itu, ruang seni alias ArtSpace dibuat karena adanya kegelisahan melihat kurangnya ruang konvensional untuk mengapresiasi seni. Fatsi mengatakan, selama ini media yang paling signifikan sebagai ruang adalah Instagram, namun media sosial ini hanya mengejar likes, bukan apresiasi.

"Apresiasi like yang otentik itu seperti ini. Orang bisa lihat dan apresiasi. Dan itu tidak bisa dilakukan jika tidak ada yang konvensional," kata Fatsi.

Coffeshop sekaligus ArtSpace di Chief Barbershop, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Coffeshop sekaligus ArtSpace di Chief Barbershop, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Artspace di barbershop ini berukuran 70 meter persegi dan berada di lantai bawah. Lokasi ini masih digabungkan dengan coffeshop.

Untuk mengonsep desain interior, Chief Company menggandeng Sir Dandy Harrington yang berhasil membuat Chief Barbershop tampil beda dengan konsep urban.

Dandy menngunakan iron cast sebagai material untuk membuat cerita aktivitas minum kopi di coffeeshop dan pria dewasa di barbershop. "Bagi kami, desain interior itu sudah seni," kata Fatsi.

Untuk melengkapi ruang seni tersebut, Dandy ikut memamerkan empat karya seni rupa dengan tema "When You Where Young".

Dandy mencoba memvisualisasikan ulang cerita Si Kerudung Merah. Dia mengilustrasikan Serigala dan si Kerudung Merah bersahabat dan berjalan bersama. Cerita yang berbeda dengan versi asli tersebut menurutnya merupakan gambaran masa muda yang biasanya diisi dengan berdandan, hangout, hingga berpacaran.

"Saya mencoba memvisualisikan kalau mereka bisa berteman dengan akrab dan bisa jadi saling jatuh cinta," ujar Dandy.

Visualisasi itu dianggap sesuai dengan Chief Barbershop Kemang ini. Orang-orang muda bisa melakukan aktivitas sekaligus di satu tempat, mulai dari dandan hingga hangout.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com