Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mainan Konvensional Lebih Unggul dari Game Online

Kompas.com - 05/08/2017, 10:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Gawai memang telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak di era digital ini, termasuk bermain game online. Namun, berhati-hatilah karena game online beresiko membuat anak kecanduan.

Walau permainan online marak, tetapi permainan konvensional seperti balok, mobil-mobilan, atau boneka, masih tetap bertahan. Mainan fisik tersebut kini tak hanya untuk hiburan, tapi juga dianggap memiliki unsur edukasi.

"Di saat ada beberapa pandangan kalo game online kurang sehat. Produk kami banyak yang bersikap edukatif dan tidak akan ditinggalkan, serta orangtua tetap memberikan mainan yang besifat mendukung (kecerdasan anak)," Corporate Marketing Director Kawan Lama Retail Nana Puspa Dewi kepada Kompas Lifestyle di Living World, Alam Sutera, Tangerang (4/8/2017).

Bila game online tak memililki batas umur, maka mainan konvensional sebaliknya. Setiap jenis mainan tertentu memiliki rentang usia yang disarankan. Misalnya mainan untuk melatih kemampuan motorik bayi bisa berupa mainan yang didorong atau balok susun. 

Sedangkan permainan yang bisa dimainkan seluruh anggota keluarga bisa memilih soccer table, monopoli, dan board games.

Dengan banyaknya pilihan permainan untuk bayi sampai keluarga, mainan fisik diyakini tak akan ditinggalkan oleh anak-anak.

Kalau dibilang terpengaruh (game online), enggak. Karena masih banyak orangtua menghargai benefit mainan fisik daripada game online dan banyak orangtua membatasi gadget," kata Senior Promotion and Marketing Manager Toys Kingdom, Benita Rosamulia.

Sebelum membelikan mainan kepada anak, sesuaikan dengan kebutuhan dan manfaat dari mainan tersebut. Orangtua, kata Benita, harus mampu mengenali anak mereka masing-masing, baik dari segi keinginan, bakat hingga hobi.

"Interaksi orangtua ke anak penting. Contohnya family fun enggak bisa dimainkan sendiri, biasanya minimal harus berdua seperti mainan balok susun yang diambil. Jadi sebenarnya salah satu visi yang ingin kami jalankan adalah mendekatkan orangtua ke anak," kata Benita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com