Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2017, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com — Anak berusia kurang dari lima tahun alias balita terkadang bisa berperilaku kasar, senang memukul, atau menggigit. Bagaimana menghadapinya?

Kebanyakan anak balita menunjukkan perilaku agresif karena ia merasa frustrasi: Keinginannya melakukan sesuatu lebih besar daripada kemampuannya.

Mereka ingin mengomunikasikan kebutuhan dan kemauannya, tetapi kemampuan bicaranya masih terbatas. Anak di bawah usia tiga tahun juga terkadang bersikap agresif untuk melepaskan rasa marahnya, mengontrol situasi, atau menunjukkan kekuatannya untuk melindungi mainannya.

Anak balita juga terkadang menganggap perilaku agresif seperti mencubit atau memukul sebagai alat komunikasi.

Meski begitu, anak juga perlu diajari mana bentuk komunikasi yang diterima secara sosial dan mana yang tidak. Terkadang gerak tubuh yang tidak tepat sejak mereka masih usia dini dan didiamkan akan terus berlanjut sampai usia balita.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mengajari mereka cara bersikap yang tepat ketika sedang marah.

- Ketahui pemicunya
Apakah si kecil lapar? Lelah? Apakah terlalu banyak anak-anak dalam ruangan yang sempit? Jika Anda sudah mengetahui penyebabnya, ubahlah situasi tersebut.

- Beri contoh
Di usia 2-3 tahun balita akan belajar bagaimana perilaku yang normal. Ini semua akan ditentukan oleh orangtua dan lingkungan sekitarnya, termasuk teman-temannya. Jika teman sebayanya banyak yang berperilaku agresif, batasi waktu bermainnya.

Beri petunjuk pada anak alternatif berkomunikasi selain menggunakan tangannya. "Kita tidak memukul, tapi memeluk". Sampaikan apa akibatnya jika ia memukul orang lain. "Jangan menggigit, mama sakit," dengan ekspresi wajah tidak suka.

Lalu ajari ia untuk memeluk dan beri ekspresi senang saat ia mau melakukannya. Dengan demikian, anak akan belajar bahwa perilaku yang baik akan mendapatkan respons yang baik pula.

Beberapa anak juga butuh untuk dilembutkan. Ajari ia bersikap lembut pada kucing atau anjing peliharaan. Hal ini memang perlu kesabaran dan konsistensi.

- Beri panduan
Jika balita yang tadinya tenang menunjukkan perilaku menjadi agresif, selidiki apa penyebabnya. Apakah ia meniru perilaku itu dari kakaknya atau anak lain? Apakah ia melihatnya dari televisi? Apakah ada perubahan tertentu yang memicu perilakunya, misalnya berganti pengasuh atau mulai masuk sekolah? Ketika keamanan dan stabilitasnya terancam, terkadang perilaku mereka ikut berubah.

Bila si kecil kedapatan memukul temannya, pakailah kesempatan ini untuk ia belajar meminta maaf. Tak perlu bosan memberitahunya berkali-kali perilaku yang sopan dan baik. Namun, hindari memarahinya agar ia juga bisa belajar bagaimana mengendalikan perilaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com