Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2017, 06:07 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak ibu-ibu yang merasa produksi air susunya sedikit, menambahkan susu formula untuk anaknya. Padahal air susu ibu adalah makanan terbaik bagi bayi. Bagaimana sebaiknya? Kapankah susu formula bisa ditambahkan untuk anak?

Dr Ariani Dewi Widodo SpA(K) mengatakan, bila ASI cukup, maka anak tidak perlu diberi tambahan susu formula. Standar emas ASI, kata Ariani, memang harus diberikan hingga anak usia dua tahun. Sedangkan makanan pendamping ASI (MPASI) bisa diberikan setelah anak berusia enam bulan.

Adapun pemberian susu formula tergantung dari kondisi kecukupan ASI. Ariani mencontohkan kecukupan ASI dapat dilihat saat anak buang air. "Kalau kurang enam bulan anak ganti pampers enam sampai delapan kali sehari, artinya pipis cukup, berat badan sesuai yang diharapkan, itu menandakan ASI cukup," kata Ariani saat diskusi bersama Forum Ngobras di KalaKopi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2017).

Begitu juga di atas enam bulan. "Pup dan pipis teratur dan cukup, serta berat badan naik sesuai yang diharapkan, maka ASI sudah cukup," kata dia.

Baca: Jangan Menyerah, Lakukan Ini Jika Produksi ASI Sedikit

Bila anak usia di atas enam bulan mengalami masalah berat badan, maka yang harus diperbaiki adalah MPASI. "Kadang-kadang ibu-ibu suka bilang, 'kayaknya kurus nih, anak suruh tambah susu'. Padahal bukan di situ kuncinya. Sebisa mungkin diberikan MPASI, kalau tidak bisa, baru ditambah (susu). Tapi orangtua perlu konsultasi dulu."

Nah, bila memang harus diberikan susu formula, maka orangtua perlu memperhatikan kategori susu sesuai usia. Bila usia anak enam bulan, maka diberikan susu khusus 6-12 bulan. Adapun yang diberikan bisa berupa susu formula biasa, karena anak kurang dari satu tahun tidak boleh mengonsumsi susu UHT dan pasteurisasi.

"Kecuali dalam keadaan khusus seperti alergi, anak bisa diberikan susu anak alergi. Tapi lebih bijak dengan susu formula biasa, dalam kondisi bila ASI tidak ada atau tidak cukup," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com