Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2017, 10:50 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai sumber protein dan lemak sehat, telur relatif murah, mudah didapat dan mudah diolah. Namun, harga telur di pasaran, terutama di supermarket, tak relatif sama. Dalam satu pak telur isi 10 misalnya, harganya bisa berbeda 1,5-2 kali lipat.

Antara telur negeri “biasa” dengan telur negeri berlabel organik, omega 3, atau bebas salmonela misalnya, harganya bisa jauh berbeda.

Caroline Passerrello, MS, RDN, LDN, juru bicara American Academy of Nutrition and Dietetics menjelaskan mengapa harga telur bisa berbeda dan telur mahal mana yang layak Anda beli.

“Harga telur bisa berbeda karena perawatan ayam-ayam petelur yang berbeda. Beberapa telur mahal yang akan Anda lihat di supermarket umumnya berasal dari ayam yang hidup “lebih bebas”, yaitu memiliki kandang yang lebih luas dan bebas berlari di luar kandang. Sehingga petani membutuhkan biaya lebih besar dalam perawatannya".

"Sedangkan kebanyakan telur konvensional berharga standar, berasal dari ayam yang hidup di dalam kandang sempit, ditumpuk, bahkan tak dapat mengepakkan sayap, sebagai cara termurah bagi seorang petani untuk menghasilkan banyak telur,” jelas Passerrello.

Jadi, jika Anda ingin membeli ayam biasa, tanpa label organik, omega-3, atau pasteurisasi misalnya, Anda tak perlu membeli yang lebih mahal.

Selain kondisi peternakan, ada hal lain yang juga turut mempengaruhi harga telur. Telur berlabel “organik” salah satunya. Telur organik memiliki persyaratan yang lebih ketat. Ayam hanya boleh diberi pakan organik, harus bebas dari kandang sempit, akses ke alam terbuka, dan tidak diberi antibiotik. Sehingga, biaya produksi untuk ayam petelur organik tentu lebih banyak, jadi Anda akan membayar lebih saat berada di kasir.

Tetapi bila berbicara soal gizi, tidak ada perbedaan besar antara telur konvensional dan organik, kata Passerrello. Beberapa orang mengklaim bahwa ayam dapat menghasilkan telur yang lebih sehat saat mengonsumsi makanan lebih alami, namun belum ada penelitian yang meyakinkan, lanjut Passerrello. "Dengan kata lain, perbedaan gizi tidak signifikan. Semua telur sangat bergizi."

Ada pula telur mahal dengan label lebih banyak asam lemak omega-3. "Untuk mendapatkan omega-3 dalam telur, petani biasanya menambahkan biji rami ke pakan. Jika Anda atau anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak sehat tetapi tidak terlalu suka dengan minyak ikan atau salmon, maka telur yang kaya omega-3 layak untuk dibeli lebih mahal, kata Passerrello.

Telur yang mengandung omega-3 memiliki kandungan 400 mg EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan omega-3 DHA (Docosahexaenoic Acid) . Sedangkan telur ayam biasa hanya mengandung 40-50 mg.

Telur berharga mahal yang juga layak Anda beli ialah telur yang dipasteurisasi dan bebas salmonela. Setiap butir telur membawa risiko salmonella, namun proses pemanasan pasteurisasi dapat membunuh bakteri di cangkang tanpa perlu memasaknya.

Salmonella memang akan mati jika Anda memasak telur sampai matang, namun itu menjadi pilihan yang aman jika Anda kerap memasak telur setengah matang, gemar mencoba adonan kue mentah, atau membuat makanan dengan telur mentah, kata Passerrello.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com