Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Kecantikan dan Kebugaran Jadi Unggulan Thailand

Kompas.com - 21/08/2017, 12:46 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Mengunjungi tempat serta atraksi menarik bukan lagi monopoli tujuan orang berwisata. Wisata medis saat ini menjadi tren baru bagi mereka yang melancong ke luar negeri. Tengok saja Thailand yang sejak lama memposisikan diri sebagai pusat jasa kesehatan yang sudah diakui dunia.

Sejak beberapa dekade terakhir, pemerintah Thailand serius mendorong turis dari seluruh dunia datang berobat ke negeri ini. Layanan kecantikan dan kebugaran atau disebut wellness menjadi unggulan baru yang ditawarkan bagi turisme medis.

Dalam acara Amazing Thailand Health & Wellness Showcase 2017 yang bertajuk Thailand Paradise for Longevity di Bangkok beberapa waktu lalu, 44 rumah sakit dan klinik mengikuti pameran yang dihadiri oleh pelaku pariwisata dan media dari berbagai negara ini.

Beberapa inovasi kesehatan yang dipamerkan antara lain dalam bidang kesehatan regenaratif, antipenuaan, operasi plastik, terapi sel, pemeriksaan kesehatan (check up), penurunan berat badan, hingga pengobatan kanker.

"Mengapa harus ke Thailand? Pertama karena keramahannya dan tentunya kecanggihan teknologi yang dimiliki. Kami memiliki ratusan dokter bedah plastik yang melakukan 8518 prosedur estetika. Ada 58 rumah sakit di Thailand yang berstandar JCI," kata Noppadon Pakprot, Deputi Gubernur Produk Turisme dan Bisnis dari Tourism Authority of Thailand (TAT) dalam sambutannya di Bangkok (11/8/2017).

Pemerintah Thailand juga telah menyiapkan kebijakan untuk mendukung turisme medis. Khusus untuk negara-negara perbatasan Thailand seperti Kamboja, Laos, Mianmar, dan Vietnam, serta China, turis bisa memperpanjang kunjungan bebas visa sampai 90 hari.

Sementara untuk 14 negara, antara lain Jepang, Australia, Denmark, Perancis, dan Jerman, pemerintah Thailand memberi kelonggaran masa tinggal visa sampai 10 tahun.

"Dua kebijakan baru ini diharapkan akan meningkatkan posisi Thailand sebagai hub turisme medis yang diakui di seluruh dunia," kata Noppadon.

Menurut data Kementrian Turisme dan Olahraga Thailand, pada tahun 2016 terdapat 32,5 juta turis yang berkunjung ke Thailand dan ditargetkan naik 7 persen tahun 2017 ini.

Turis dari Indonesia yang berkunjung ke Thailand tahun 2016 mencapai 558.000 orang. Namun, tidak ada data apakah mereka hanya berwisata atau melakukan pengobatan.

Diakui oleh Busakron Prommanot, Direktur TAT untuk Indonesia, bagi pasien Indonesia yang ingin melakukan operasi estetika kebanyakan saat ini yang memilih Korea Selatan karena demam pop Korea.

Namun, menurutnya tak sedikit pasien-pasien Indonesia yang sudah pernah melakukan perawatan di Thailand dan puas akan kembali lagi.

"Pasien memilih berdasarkan rasa percaya, melihat hasil dan juga harganya. Dari segi biaya, berobat di Thailand lebih murah dibanding dengan Singapura, tetapi standar teknologi kami lebih tinggi," kata Busakron.

Bagian depan rumah sakit Being Better Hospital, Bangkok, Thailand, yang menawarkan perawatan kedokteran fungsional.Kompas.com/Lusia Kus Anna Bagian depan rumah sakit Being Better Hospital, Bangkok, Thailand, yang menawarkan perawatan kedokteran fungsional.
Terjangkau

Ada banyak alasan mengapa pasien memilih berobat di luar negeri, mulai dari alasan kecanggihan teknologi, waktu tunggu yang lebih singkat, karena ingin privacy terjaga, hingga alasan ingin berpelesir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com