Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2017, 15:19 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Dalam masa hidupnya yang singkat dan mengagumkan, Putri Diana menghapus prasangka tentang apa arti keluarga kerajaan dan bagaimana mereka menjalani kehidupan di balik tembok istana.

Sebelum kehadiran Diana, keluarga kerajaan tampak kokoh, namun membosankan. Dia mengubah hal tersebut. Diana melanggar protokol kerajaan dengan berlutut untuk menyapa anak-anak. Dia duduk di ranjang rumah sakit dekat orang sakit dan kelas bawah.

Dia memegang tangan orang-orang yang lemah. Dia menyentuh pipi orang tua dan yang sedang sekarat. Diana akan berlari mendekati anak-anaknya, dengan posisi lengan terulur ke depan saat menyapa—terutama saat sudah tak berjumpa beberapa lama.

Berbeda dengan Ratu Elizabeth, berkewajiban untuk menawarkan jabat tangan jarak jauh kepada anaknya, Pangeran Charles meskipun dia tidak melihatnya selama beberapa bulan.

Diana seperti ibu normal. Dia membawa anak-anaknya ke sekolah. Dia berlari dalam lomba ibu pada hari olahraga. Dia tidak akan menunggu foto resmi saat dia melahirkan anak pertamanya. Dia berdiri di tangga rumah sakit sambil menggendong bayinya agar seluruh dunia bisa melihat.

Namun, menjalani kehidupan seorang putri bangsawan, istri pewaris tahta Kerajaan Inggris tidak mudah baginya. Dalam banyak kesempatan dia ingin menangis dan bersembunyi. Tapi dia memiliki perasaan luar biasa untuk apa yang orang harapkan dan yang akan diberikan kepada mereka.

Hari-hari belakangan ini keluarga kerajaan jauh lebih terbuka. Kate dan William merilis foto-foto anak mereka, Pangeran George dan Putri Charlotte. Mereka mungkin sebenarnya tidak mau.

Kita tahu, William mungkin menyimpan kebencian terhadap fotografer karena bagaimana mereka memburu foto ibunya. Tapi dia tahu, darinya, hal tersebut tetap harus dilakukan.

Putri Diana dan kedua putranya, Pangeran William dan Pangeran Harry.abcnews Putri Diana dan kedua putranya, Pangeran William dan Pangeran Harry.
Tepat sebelum dia meninggal, dia memperingatkan William dan Harry, saat mereka pergi ke Balmoral, untuk tidak difoto dengan pistol di tangan mereka. Dia tahu mereka akan dituduh menembak "Bambis" dan hal tersebut tidaklah baik. Nasihat Diana pun dituruti.

Warisan Diana yang terbesar adalah putra-putranya, siapa mereka saat ini, tak lain karena bagaimana Diana membesarkan mereka. Dia mengajak mereka mengunjungi tunawisma, yang berdampak hingga sekarang.

Dia mengajak William untuk mengunjungi pasien kanker dan mengajari mereka berdua untuk berhubungan dengan mereka yang kurang beruntung. Kunjungannya tidak dirancang untuk membuatnya terlihat baik, namun untuk menarik perhatian publik tentang penyebab terjadinya hal-hal tersebut.

Pada tahun 2009, Pangeran William menghabiskan malam untuk tidur dengan nyenyak di jalanan London untuk merasakan menjadi tunawisma. Dia tidur dengan kantong tidur di samping tempat sampah dekat Jembatan Blackfriars—dan membawa fokus besar pada badan amal, Centrepoint, seperti yang dilakukan ibunya sebelumnya.

Menengok ke belakang, di bulan April 1987, Putri Diana membuka unit HIV/AIDS di Inggris di Rumah Sakit Middlesex London untuk merawat pasien-pasien HIV. Ia berusaha keras menghapus stigma penyakit ini.

Di depan media, dia menjabat tangan seorang pria yang menderita penyakit tersebut. Dia melakukannya tanpa sarung tangan—menantang anggapan bahwa HIV/AIDS ditularkan dari orang ke orang melalui sentuhan.

Dalam isyarat itu, dia menunjukkan bahwa ini adalah kondisi yang membutuhkan belas kasihan dan pengertian—bukan ketakutan dan ketidaktahuan—seperti yang terjadi di tahun 80-an, di mana banyak orang meninggal karena penyakit ini.

Halaman:
Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com