Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2017, 14:47 WIB
Laura Arya Wienanta

Penulis

KOMPAS.com - Suatu malam ketika menikmati liburan di Maroko, perancang busana Hian Tjen dibuat terpana oleh hamparan bintang gemintang di Galaksi Bima Sakti. Kekagumannya semakin bertambah ketika mendengar cerita rakyat Estonia tentang romantika asmara jagad bintang-bintang itu.

Konon, seorang Mahadewi bernama Lindu jatuh cinta pada ketampanan Cahaya Utara dan menangis patah hati Karena kekasihnya tak memberi kepastian. Lindu lalu menjelma menjadi sesosok dewi yang memimpin kawanan burung yang terbang dari utara ke selatan.

Jejak air mata Sang Dewi menjadi jalur migrasi burung burung untuk berpindah dari tempat dingin ke area yang hangat seperti jalur bintang Bima Sakti. Inspirasi Hian pun mengalir deras.

Hian kemudian menuangkan inspirasinya menjadi karya indah yang diberi judul Magellani, diambil dari nama galaksi mini yang mengintari galaksi bima sakti, ibarat bulan yang mengintari bumi.

Magellani diambil dari nama galaksi mini yang mengintari galaksi bima sakti, ibarat bulan yang mengintari bumi.Dok Tim Muara Bagdja Magellani diambil dari nama galaksi mini yang mengintari galaksi bima sakti, ibarat bulan yang mengintari bumi.
Peragaan busana koleksi lini utama Hian Tjen Haute Couture Magellani digelar di Balroom Dian, Hotel Raflles Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Di atas panggung megah beratmosfer angkasa dengan siraman cahaya yang spektakuler, alunan musik harpa mengantar dan meramu gerak model yang mengenakan 59 koleksi adi busana Hian Tjen Couture 2017-2018.

Untuk koleksi adi busananya kali ini, perancang berusia 32 tahun ini memilih garis desain lebih ringkas, lebih ringan, sekaligus lebih bergaya kekinian. Namun, baginya tingkat kesulitannya lebih tinggi.

"Busana yang simpel ini justru sebenarnya tingkat kesulitannya lebih tinggi karena semuanya detailnya harus se-smooth mungkin. Bagi orang awam, busana yang akan tampil nanti bisa jadi kelihatan biasa saja, tapi untuk yang mengerti fashion, mereka akan paham tingkat kesulitan dalam proses membuat dan menjahit pakaian ini," ujarnya.

Untuk mewujudkan imajinasinya pada keindahan langit, Hian banyak menaruh perhatian pada bagian detail, misalnya bintang-bintang yang dijahitkan satu persatu di atas gaun. Bukan hanya mempercantik rancangan tapi lebih untuk mempertegas ide.

Pada busana lain Hian menandaskan torso transparan bersiluet lurus, serta gaun-gaun malam panjang dengan rok tumpuk di atas bahan trulle untuk menggambarkan tokoh dewi.

Sebuah jaket lebar berlukiskan citra tokoh gadis Lindu di antara lambang astrologi hasil sulam tangan. Kekayaan sulam tangan dan border tampak pula menguatkan rancangan blus, rok, dan gaun yang saling berpaduan dalam garis simple.

Desainer Hian TjenDok Tim Muara Bagdja Desainer Hian Tjen
Hiasan kristal Swarovski, payet, dan bebatuan di atas busana seperti tengah memandarkan cahaya kerlip bintang di langit.

Menonton peragaan busana Hian memang tak ubahnya mengintip dunia imajinasi dari negeri yang jauh di galaksi Magelani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com