Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2017, 11:50 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber POP SUGAR

KOMPAS.com - Media sosial paling sukses, Instagram, yang diluncurkan di tahun 2010 berdampak sangat besar pada destinasi liburan kita dan cara kita membagikan pengalaman itu pada teman dan keluarga.

Hotel dan restoran yang memahami kebutuhan foto para turis kini memilih desain yang "instagramable" untuk interiornya, mempercantik satu dinding khusus untuk latar foto, dan dalam prosesnya membiarkan foto-foto yang diunggah ke Instagram itu sebagai alat marketingnya.

Ketika merencanakan sebuah liburan, seorang traveler biasanya akan melakukan riset tempat mereka makan dan mengingap. Tapi, berkat Instagram, kini para turis juga memasukkan unsur estetika dalam liburan mereka.

Instagram menawarkan inspirasi tak terbatas untuk mendukung hal itu, dan fitur bookmarking membuat kita dengan mudah menyimpan destinasi incaran yang bisa kita lihat kembali saat merencanakan liburan.

"Sekitar 99 persen riset perjalanan kini dilakukan lewat Instagram," kata travel influencer Georgia Hopkins dari Melbourne, Australia. Ia memiliki blog dan akun Instagram It's Beautiful Here.

Ketika memilih sebuah tujuan liburan, Hopkins mengaku selalu mencari tanda pagar spesifik di Instagram. "Saya banyak melakukan pencarian dan belum memutuskan sampai menemukan sesuatu yang unik, menarik, dan belum terlalu populer," kata wanita yang memutuskan berhenti menjadi banker untuk menjadi pelancong penuh waktu ini.

Bar, hotel, dan restoran dengan interior yang memanjakan mata, merupakan tempat yang wajib dikunjungi karena dianggap memiliki kualitas yang dicari para pelancong seperti Hopkins.

 

????This place will forever be my favourite London eatery...

A post shared by B E C C A (@i_ambecca) on Sep 11, 2017 at 11:26am PDT

Jika Anda sedang ke kota London, mampirlah ke restoran pink Sketch untuk minum kopi sore. Di sana Anda akan melihat para blogger yang dipenuhi rasa bahagia karena bisa datang ke restoran yang sedang hits di media sosial ini.

Tak mengherankan jika Sketch banyak dikunjungi para millenial pecinta Instagram. Sketch memiliki semua kriteria: tema warna yang menarik (semua serba pink dan gradasinya), ada unsur kejutan (toilet futuristik), sesuatu yang bergerak untuk Boomerang (pelayan menuangkan champagne), makanan dengan penataan yang cantik, dan pesan-pesan cerdas di dinding dan cangkirnya.

Berkat Instagram pula, toilet restoran itu juga kini menjadi destinasi yang wajib dilihat oleh pengunjung, dan tentunya wajib diposting.

Di Los Angeles saat ini juga ada tren "viral museum" yang menjadi daya tarik baru para turis. The Museum of Ice Cream di New York dan Los Angeles ini merupakan pameran yang terinspirasi film "The Willy Wonka". Pada saat museum ini dibuka, terjual 30.000 tiket dalam 5 hari.

Atraksi utamanya, selain es krim, adalah kolam renang berisi "sprinkle pelangi". Karena tujuan utamanya adalah untuk berfoto, tentu saja sprinkle itu bukan asli, melainkan terbuat dari plastik. Yang penting semua ruangan pameran terlihat menarik untuk difoto.

Resep yang sama kini dipakai oleh berbagai hotel, restoran, cafe, dan juga tempat-tempat wisata, di seluruh dunia.

"Pemilik bisnis bisa berasumsi bahwa para pelancong akan membagikan foto-foto dari perjalanan mereka di media sosial, sehingga mereka bisa membantu memberikan pengalaman yang dibutuhkan," kata Sean O'Neill, editor di Skift, yang menganalisis tren di industri travel.

Dari pengamatannya, menurut O'Neill, media sosial cukup sukses dimanfaatkan hotel dan restoran untuk mendongkrak pendapatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com