Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2017, 12:34 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Rasa lapar tidak selalu disebabkan karena kita belum makan. Kurang tidur, terlalu stres, bahkan menonton TV juga dapat membuat kita lapar.

Gangguan hormonal, mood, dan juga memilih sendok yang salah juga diketahui bisa memicu rasa lapar.

"Lapar tidak sesederhana kita butuh makan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Ada banyak aspek fisik dan biologi, serta faktor lingkungan yang memengaruhi rasa lapar," kata peneliti bidang makanan dari Universitas Cornell, Aner Tal.

Faktor lain yang juga menyebabkan kita gampang lapar adalah kebiasaan makan. "Jika Anda setiap hari biasa makan jam 2 siang, maka Anda akan merasa lapar di jam tersebut walau pada saat itu perut tidak kosong," katanya.

Nah, jika Anda sehari-hari selalu ngemil, maka tubuh pun perlahan-lahan akan belajar untuk mengharap makanan setiap saat.

Menurut ahli endokrin (hormonal) Dr.Belinda Lennerz, pilihan makanan kita juga memengaruhi rasa lapar.

"Rasa lapar memicu kita untuk mencari dan mengonsumsi makanan agar tersedia jumlah yang cukup sebagai cadangan energi dalam darah," kata Lennerz yang banyak meneliti tentang rasa lapar dan cravings.

Hal itu akan tercapai jika kita mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, protein, dan serat, yang dicerna perlahan oleh tubuh.

Lennerz menjelaskan, walau makanan membantu tubuh kita mencapai rasa kenyang selama beberapa jam sebelum waktu makan, tetapi ada juga makanan yang memicu kita selalu ingin makan lagi. Makanan itu adalah karbohidrat.

Dalam bukunya "Always Hungry?" Dr.David Ludwig menyebutkan, karbohidrat yang diproses seperti roti putih, nasi putih, makanan berbahan kentang, minuman manis, serta kue-kue, sebaiknya dibatasi.

"Makanan ini mengacaukan rasa lapar alami tubuh, yakni sistem kontrol, yang seharusnya bekerja dengan baik saat tubuh mencerna makanan secara perlahan," kata Ludwig.

Tidak seperti lemak sehat dan makanan tinggi serat, karbohidrat sederhana akan membuat sistem pencernaan kita seperti mainan seluncuran, makanan cepat dicerna dan gampang terasa lapar. Tubuh pun dengan cepat melepaskan insulin ke peredaran darah untuk menormalkan lonjakan gula darah.

Insulin akan menangkap gula dan kalori dari makanan ke dalam "lemari penyimpanan" yakni sel lemak. "Hal ini tidak hanya menyebabkan kenaikan berat badan tapi juga mengelabui tubuh untuk percaya kita butuh energi lebih. Kita pun akan merasa lapar lagi," kata Ludwig.

Sayangnya, tidak gampang menghindari rasa lapar, apalagi di era modern ini ini dimana makanan selalu tersedia setiap saat.

"Hanya dengan melihat dan mencium makanan, akan timbul proses di otak untuk memicu lapar. Ini berarti menonton acara TV tentang memasak atau melihat camilan di rak bisa membuat kita ingin makan," kata Lennerz.

Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa makanan yang diproses, terutama yang tinggi gula, akan mengaktifkan sistem ganjaran di otak yang setara dengan keinginan merokok, narkoba, dan zat adiktif lainnya.

Lantas, bagaimana agar kita bisa mengendalikan rasa lapar ini? Pertama, mulailah mengurangi makanan yang diproses. Konsumsi lebih banyak makanan mengandung serat. Penelitian juga menunjukkan, melakukan meditasi, olahraga ringan, juga bisa menekan keinginan makan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com