Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Virus HPV Sebelum Berkembang Jadi Kanker Serviks

Kompas.com - 26/09/2017, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Fakta terkini menyebutkan bahwa kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Padahal, jika ditemukan pada saat pra-kanker, virus HPV penyebab kanker ini bisa dicegah berkembang menjadi kanker.

Kanker serviks terjadi pada area leher rahim dan seringkali ditemukan pada stadium lanjut. Angka harapan hidup pasien pun menjadi rendah.

Menurut dr.Med Firman Santoso, Sp.OG, kanker serviks dapat dicegah dengan dua cara, yang utama adalah vaksinasi HPV yang bisa dilakukan pada anak sejak usia 9 tahun.

"Cara lain untuk menemukan sel prakanker adalah dengan pemeriksaan pap smear. Diperiksa setahun sekali sejak seorang wanita sudah berhubungan seksual," kata Firman dalam acara media edukasi yang diadakan DKT Indonesia dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta (25/9/2017).

Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan mengambil sel dari serviks, kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks. Langkah ini sebaiknya dilakukan pada hari ke 10-20 terhitung dari mulainya siklus haid.

Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara diteropong untuk melihat area sekitar leher rahim yang mengalami perubahan.

"Kalau ada, nanti area tersebut akan diangkat atau dilakukan prosedur LEEP (loop electrosurgical excision procedure), bisa juga dengan laser. Rumah sakit di Indonesia bisa melakukan ini," papar dokter dari RS Brawijaya Women and Children Jakarta Selatan ini.

Pap smear sebaiknya dilakukan rutin setahun sekali. Semakin dini kanker ditemukan, makin besar peluang kesembuhannya.

Firman mengatakan, pada dasarnya virus HPV bisa diatasi dengan imunitas tubuh sendiri. "Kalau imunitasnya bagus bisa mencegah kanker, tetapi ada kondisi tertentu yang membuat virus ini berkembang jadi kanker, misalnya gizi buruk, penyakit autoimun, atau kena infeksi menular terus menerus sehingga infeksinya menetap," paparnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com