Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Anak Punya Semangat Juang, Perlihatkan Ini Sejak Dini

Kompas.com, 29 September 2017, 07:12 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Ketekunan bisa lebih efektif bila dicontohkan ketimbang diajarkan, menurut sebuah studi baru.

Contoh kecilnya, saat Anda bersusah payah membetulkan perabot rumah dengan tekun dan tak cepat menyerah hingga tugas tersebut selesai, di situ lah anak mulai belajar tentang ketekunan dari orang tua dan mulai mengikutinya.

Bahkan, sejak berusia 13 bulan, bayi dapat belajar tentang “perjuangan” dengan melihat Anda mengalami kegagalan dan berulang kali berusaha kembali untuk mencapai tujuan. Sehingga, apapun usaha yang Anda lakukan, biarkan anak melihatnya sejak tahun-tahun pertama kehidupannya.

Dalam penelitian tersebut, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) memberikan bayi tantangan untuk menyalakan kotak musik mainan. Mereka ingin melihat apakah bayi mungkin terinspirasi untuk memiliki sikap tekun dengan menyaksikan sebuah perjuangan yang dilakukan wali mereka dalam mencapai kesuksesan. Untuk melakukannya, mereka merekrut lebih dari 260 bayi dan wali.

Meskipun tidak ada bayi yang berhasil menemukan tombol tersembunyi untuk menyalakan kotak musik, bayi yang telah diberi kesempatan untuk menyaksikan perjuangan orang dewasa beberapa saat sebelumnya, secara signifikan lebih sering dan memeriksa mainan lebih lama sebelum menyerah, dibandingkan dengan bayi yang tidak diperlihatkan perjuangan apapun.

Temuan yang diterbitkan 21 September di jurnal Science, menunjukkan bahwa ada nilai potensial dengan membiarkan anak-anak melihat Anda “berkeringat”.

Peneliti mengatakan, "Kerja keras yang dilakukan orang tua bisa mendorong anak untuk bekerja keras juga. Bayi yang baru saja menyaksikan perjuangan orang dewasa dengan jenis tugas berbeda, ditemukan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan kecil mereka sendiri, dibandingkan dengan bayi yang tidak menyaksikan perjuangan semacam itu.”

Para periset berharap bahwa penelitian ini dapat meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak harus membuat semuanya terlihat mudah di mata anak, kata penulis utama studi Julia Leonard, seorang mahasiswa pascasarjana di MIT. Anak juga perlu diperlihatkan perjuangan orang tua dalam banyak aspek, sehingga anak dapat memiliki semangat juang sejak dini.

"Walau begitu, kami sangat menghormati pilihan orang tua dan tidak menganggap studi laboratorium ini sebagai dasar untuk menasihati orang tua," kata Leonard kepada Live Science.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau