Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2017, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Teknologi memang menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam hidup manusia. Bahkan, hanya dengan mengetikkan kata kunci tertentu, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi apa pun lewat mesin pencari seperti Google.

Namun, sadarkah Anda bahwa kemudahan yang selama ini kita dapatkan dari teknologi justru bisa membuat kita semakin bodoh?

Penelitian Betsy Sparrow dari Universitas Columbia, New York, memaparkan bahwa kehadiran mesin pencari ternyata mengubah cara kerja otak kita.

"Kehadiran Google memang membuat kita dapat menyimpan dan mendapatkan berbagai informasi. Namun, hal tersebut justru menurunkan kemampuan kita untuk mengingat informasi tersebut," papar Betsy.

Berikut alasan mengapa teknologi justru menurunkan kemampuan otak kita:

1. Menurunkan fokus

Ketika berada di daerah yang tidak kita kenal, global positioning system (GPS) memang memberi oase. Banyak kisah yang menceritakan orang-orang yang selamat berkat GPS saat mereka tersesat, seperti orang-orang yang selamat saat tersesat di Islandia atau seorang pengemudi truk yang berhasil tiba di sebuah cottage di Inggris saat sama sekali tidak tahu arah.

Sayangnya, GPS justru menurunkan daya fokus otak kita. Dilansir dari riset yang dipublikasikan oleh Journal of Cognitive Neuroscience 2012, otak kita memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses informasi dalam satu waktu.

Nilli Lavie seorang peneliti dari University of London Institute of Cognitive Neuroscience menerangkan bahwa GPS menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

"Saat mata kita tertuju pada layar GPS, maka tingkat fokus kita terhadap keadaan di sekitar berkurang. Inilah yang menjadi penyebab kecelakaan," tambah Nill.

2. Konsentrasi buyar

Sains membuktikan bahwa mendengarkan percakapan sepotong-sepotong, misalnya orang yang sedang bicara lewat telepon, ternyata lebih mengganggu daripada mendengarkan orang berkomunikasi secara langsung.

Penelitian dari Universitas San Diego, California, menyebut kondisi itu dengan Halfalog (keadaan di mana seseorang seperti mendengar percakapan lewat telepon terus-menerus). 

Seorang psikolog dari Universitas San Diego,California, Veronica Van Galvan, menerangkan bahwa saat kita mendengarkan seseorang berbicara, secara tidak langsung perhatian kita tertuju padanya dan berusaha mengerti konteksnya.

"Kondisi inilah yang menjadi penyebab buyarnya konsentrasi kita secara alamiah," katanya.

3. Memperburuk tata bahasa

Jika Anda sering melakukan kesalahan dalam menulis (typo), bisa jadi Anda telah terserang dampak negatif dari perangkat gadget. Fitur auto correct (fitur untuk memperbaiki kesalahan ejaan saat menulis pesan) terkadang malah membuat kesalahan dalam penulisan.

Otak kita cukup ahli memahami sebuah kata yang keliru menjadi kata yang dimaksud, asalkan huruf pertama dan akhirannya sama. Jadi, kita pun tetap bisa memahami maksud pesan yang disampaikan orang lain kepada kita walau sebenarnya itu sebuah kesalahan penulisan.

Typo terkadang bisa menjadi lelucon tersendiri, tetapi terlalu banyak melakukan kesalahan justru pertanda bahwa Anda adalah orang yang ceroboh. 

4. Membaca tanpa sadar

Apakah Anda pernah membaca berulang sebuah berita lewat aplikasi di ponsel Anda tanpa menyadarinya? Jika ya, berarti daya ingat Anda telah menurun.

Dilansir dari ResearchGate, sebuah fakta menunjukan bahwa mereka yang membaca cerita pendek lewat kertas lebih mengingat detail ceritanya dibanding mereka yang membaca lewat gadget.

Anne Mangen peneliti dari Universitas Stavanger, Norwegia, percaya bahwa memori otak bekerja lebih maksimal saat menggunakan isyarat fisik, seperti membolak-balik halaman pada buku cetak.

"Saat membolak-balik halaman dengan jari,ada semacam dorongan sensoris yang memberi kesan visual saat kita membaca," tambah Anne.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com