Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2017, 18:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Tren selfie sudah berakhir. Itu kata ratu selfie, Kim Kardashian. Jangan anggap pernyataan itu mengada-ada karena Kim merupakan penulis buku “Selfish”, kumpulan foto-foto selfie Kim Kardashian.

Bintang reality show itu mengaku bosan dengan tren modern dan ia juga tampak lelah karena seringnya ditanya tentang memotret diri di media sosial.

Ketika ia tengah bermain game "Would You Rather" di Twitter, ia juga mendapat pertanyaan apakah lebih suka tidak lagi memposting selfie atau tidak menggunakan Snapchat.

Banyak yang berharap Kim akan berhenti menggunakan Snapchat, tapi dia mengejutkan para pengguna Twitter dengan mengatakan untuk tidak lagi selfie.

Dia mengatakan: “Saya lebih suka tidak pernah bisa membagikan selfie lagi, ya.  Saya tidak tahu, tapi selfie seperti sudah ketinggalan zaman.”

Pernyataan Kim itu sejalan dengan data Google Trends yang menyebut istilah "selfie" mulai naik di akhir tahun 2012, sebelum benar-benar meroket di pertengahan 2014.

 

Total eclipse of the heart

A post shared by Kim Kardashian West (@kimkardashian) on Aug 21, 2017 at 9:17am PDT

Kata selfie juga dimasukan ke dalam Oxford English Dictionary pada tahun 2013, karena seringnya penggunakan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, apa yang menyebabkan bangkitnya tren memotret diri sendiri di tahun 2014? Kemungkinan karena terjadinya kemajuan pesat dalam fitur kamera depan ponsel pintar.

Aplikasi seperti Instagram dan Snapchat dengan cepat menangkap perkembangan tersebut, dan sebuah fenomena baru pun lahir.

Asal mula istilah selfie nampaknya berasal dari fotografer Jim Krause pada tahun 2005, namun ini menggambarkan sebuah praktik yang telah berlangsung selama beberapa dekade—seperti Buzz Aldrin mengambil selfie di luar angkasa pada tahun 1966, bahkan ada data dimulai pada tahun 1800-an.

Tapi mungkin selfie yang paling terkenal terjadi saat monyet jambul hitam menekan pemicu kamera fotografer satwa liar David Slater—di hutan Indonesia. Momen tersebut memicu perdebatan mengenai apakah monyet tersebut memiliki hak cipta—kemudian hakim federal Amerika Serikat memutuskan bahwa monyet tersebut tidak memiliki hak cipta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com